Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dinilai melanggar komitmen untuk mengakomodir para pendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam susunan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) di DPR sehingga memicu perpecahan di tubuh partai tersebut.
Ketua Tim Sukses Bamsoet, Ahmadi Noor Supit, mengakui gerbong pendukung Bamsoet semakin militan akibat pelanggaran atas komitmen Airlangga yang dibuat menjelang pemilihan ketua MPR beberapa waktu lalu.
“Kondisi ini membuat Bamsoet sulit untuk tetap bertahan pada posisi cooling down. Apalagi kemudian disusul dengan tindakan sewenang-wenang Airlangga Hartarto melakukan penggusuran sejumlah posisi dan pemecatan sejumlah tenaga ahli Fraksi Partai Golkar pendukung Bamsoet,” ujarnya, Rabu (20/11/2019).
Bukan hanya itu, pihak Airlangga juga mencoret seluruh anggota kepanitiaan Munas Golkar yang terindikasi pro Bamsoet pada hari ini. Munas Partai Golkar sendiri akan diselenggarakan di Jakarta tgl 3-6 Desember 2019.
“Tindakan ini jelas-jelas malanggar gentleman agrement dan melanggar keputusan rapim soal mendahulukan musyawarah mufakat sebelum voting. Ini adalah perilaku yang dapat diartikan sebagai tindakan mempertontonkan kekuasaan yang otoriter serta wanprestasi sehingga tidak mungkin lagi ada kesepakan atau musyawarah mufakat,” katanya saat memberika keterangan kepada wartawan.
Hal itu tentu saja akan memunculkan perlawanan dan berpotensi melahirkan munas tandingan seperti Ancol vs Bali pada waktu lalu selain permasalahan hukum lainnya yang bakal timbul.
“Jadi Golkar pecah lagi karena tindakan anti demokrasi dan intimidatif dari Airlangga Hartarto dan orang-orang dekat sekelilingnya,” katanya menegaskan.