Bisnis.com, JAKARTA - Kota Venesia mengalami banjir terbesar sejak 50 tahun terakhir akibat ombak tinggi yang melanda kota tersebut dalam sepekan terakhir sehingga melumpuhkan aktivitas bisnis hampir seluruh kota.
Sejatinya, Kota Venesia kerap dilanda banjir terutama saat peralihan musim gugur ke musim semi sehingga masyarakat setempat menyebutnya sebagai periode “Aqua Alta” atau kenaikan air. Namun, banjir kali ini dinilai menjadi banjir terparah karena mengalami kenaikan air tertinggi sejak 50 tahun terakhir.
Pemandangan umum Alun-alun St. Mark yang banjir, saat air pasang mencapai puncaknya, di Venesia, Italia. (REUTERS/ Flavio Lo Scalzo)
Mengutip Bloomberg, kota yang dijuluki kota laut tersebut mengalami pasang tinggi kedua dalam sepekan, dengan air naik 154 sentimeter. Sebelumnya, pada Rabu (13/11/2019), air naik 187 sentimeter menjadi level air tertinggi.
Akibatnya, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyatakan status keadaan darurat untuk Kota Venesia pada Kamis (14/11) malam dan melepaskan 20 juta euro atau setara US$ 22 juta untuk perbaikan darurat.
Turis berfoto di Alun-alun St. Mark yang banjir, 14 November. (REUTERS/Manuel Silvestri)
Walikota Venesia Luigi Brugnaro juga menutup Lapangan Santo Markus setelah Gereja Basilika peninggalan sejarah abad ke-11 mengalami banjir. Bus air kota, yang dikenal sebagai vaporetti, juga ditangguhkan karena naiknya air dan sekolah-sekolah di daerah itu ditutup.
Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan bahwa banjir di Venesia tersebut merupakan akibat perubahan iklim dan dampak dari aksi korupsi.
“Saya tidak tahu mana yang lebih buruk, tetapi Venesia menderita keduanya,” ujar Luigi seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (15/11/2019).
Sebagai informasi, pemerintah setempat tengah membangun proyek tanggul bergerak untuk melindungi laguna Venesia dari gelombang pasang yang luar biasa yang dijuluki Mose. Proyek tersebut melebihi nilai anggaran sekitar 5,5 miliar euro dan terus bertambah.
Namun, tanggul bergerak mahal yang telah dibangun sejak 2003 diprediksi tidak akan siap terbangun setidaknya hingga 2022. Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan penyelidikan kasus korupsi terhadap proyek tersebut.
Sebuah pemandangan memperlihatkan Alun-Alun St. Markus yang banjir, saat air pasang mencapai puncaknya, di Venesia, 15 November. (REUTERS/Flavio Lo Scalzo)
Di sisi lain, berdasarkan laporan Badan Nasional Italia untuk Teknologi Baru, Energi dan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan pada 2017 telah memperingatkan bahwa Kota Venesia akan tenggelam dalam waktu satu abad jika perubahan iklim tidak melambat dan pertahanan kenaikan air yang memadai tidak diterapkan.
Hal itu disebabkan oleh Kota Venesia yang telah mengalami penurunan tanah sebanyak 1-2 milimeter per tahun.
Orang-orang duduk di kursi di Alun-alun St. Mark yang banjir, 14 November. (REUTERS/Flavio Lo Scalzo)
Orang-orang berjalan melintasi jalan setapak darurat di St. Mark's Square, 14 November. (REUTERS/Manuel Silvestri)