Bisnis.com, JAKARTA--Bank sentral China menggelontorkan dana sebesar 200 miliar yuan (US$ 28,60 miliar) melalui fasilitas pinjaman jangka menengah pada hari ini sambil mempertahankan suku bunga pinjaman.
Pengucuran dana itu merupakan yang kedua dilakukan dalam bulan ini. Tujuannya, untuk untuk menambah dana jangka panjang guna mengamankan pasar setelah bank sentral juga menyuntikkan dana minggu lalu.
Beberapa pedagang mengatakan suntikan tunai itu kemungkinan merupakan respons terhadap likuiditas yang lebih ketat di pasar antar bank mulai Kamis malam, yang mendorong naiknya biaya pinjaman.
Nie Wen, ekonom pada Hwabao Trust di Shanghai, mengatakan bahwa suntikan dana melalui pinjaman MLF adalah untuk menebus kekurangan likuiditas sekali pun telah dilakukan penyederhanaan persyaratan rasio cadangan (RRR) selama tahun ini.
Dalam jangka pendek, inflasi konsumen yang tinggi membuat pembuat kebijakan tidak segera menurunkan suku bunga, katanya.
"Tapi setidaknya langakh itu dilakukan untuk melonggarkan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama setelah data pinjaman kredit Oktober melambat," tambah Nie seperti dikutip CNC.com, Jumat (15/11).
“Inflasi harga konsumen tinggi, tetapi indeks harga produsen masih dalam kisaran negatif. Sedangkan biaya pinjaman riil perusahaan tetap tinggi,” katanya.
Seorang pedagang di bank China mengatakan suntikan MLF menunjukkan patokan pinjaman baru kemungkinan akan mengikuti pemotongan 5 basis poin pada Rabu depan.
Pekan lalu, bank sentral memangkas suku bunga pinjaman MLF untuk pertama kalinya sejak Februari 2016, tetapi hanya dengan marjinal 5 basis poin.