Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi yang frustrasi dengan meningkatnya kritik terhadap para pemimpin dan kebijakannya di media sosial, dilaporkan merekrut dua karyawan Twitter untuk mengumpulkan informasi pribadi rahasia pada ribuan akun.
Ribuan akun tersebut termasuk pihak lawan pemerintah, menurut jaksa penuntut di pengadilan kemarin waktu setempat.
Gugatan yang dicatatkan di Pengadilan Distrik AS di San Francisco itu merinci upaya terkoordinasi oleh pejabat pemerintah Arab Saudi untuk merekrut karyawan di media sosial untuk mencari data pribadi akun Twitter.
Pencarian termasuk termasuk alamat email yang tertaut ke akun dan alamat protokol internet yang dapat memberikan lokasi pengguna.
Akun-akun itu meliputi pengkritik pemerintah dengan lebih dari 1 juta pengikutnya.
Dua warga negara Arab Saudi dan satu warga negara AS diduga bekerja sama untuk membuka rincian kepemilikan akun Twitter pengeritik pemerinth dengan menatasnamakan pemerintah di Riyadh dan keluarga kerajaan, menurut Departemen Kehakiman AS.
Di Arab Saudi, kritik terhadap pangeran Mohammed bin Salman (MBS) meningkat setelah serangan terhadap dua kilang minyak beberpa waktu lalu.
Pembunuhan kejam terhadap pengawal Raja Saudi juga memicu intrik. Sedangkan seorang cendekiawan Arab Saudi yang dipenjara, al-Awdah tengah terancam dieksekusi
Menurut catatan di pengadilan, ketiga orang tersebut dipandu oleh seorang pejabat Arab Saudi yang tidak disebutkan namanya dan bertindak sebagai penasihat hukum yang ditunjuk "Anggota Keluarga Kerajaan-1," yang dilaporkan The Washington Post sebagai Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Pihak tergugat adalah karyawan Twitter Ali Alzabarah dan Ahmad Abouammo, bersama dengan Ahmed Almutairi, seorang pejabat pemasaran yang memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan.
"Pengaduan kriminal yang dilaporkan hari ini menuduh agen Arab Saudi memamfaatkan sistem internal Twitter untuk informasi pribadi pengeritik pemerintah Arab Saudi serta ribuan pengguna Twitter lainnya," kata Jaksa AS David Anderson seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (7/11/2019).