Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang aplikasi voice chat asal China, Yalla Technology FZ-LLC, disebut-sebut berencana melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS).
Menurut sumber terkait, perusahaan yang memfokuskan bisnisnya di pasar Timur Tengah tersebut berencana melakukan penawaran saham perdana (IPO) di AS. Meski demikian, tanggal pelaksanaan IPO ini masih belum ditetapkan.
“Perusahaan yang berbasis di Hangzhou ini bekerja sama dengan para penasihat keuangan mengenai rencana penjualan saham yang dapat menghimpun sekitar US$100 juta hingga US$200 juta,” ungkap sumber itu, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (29/10/2019).
Didirikan pada 2016, Yalla adalah salah satu di antara segelintir perusahaan media sosial asal China yang memanfaatkan pasar layanan nirkabel yang tengah booming di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Menurut laporan GSM Association, industri seluler diperkirakan menyumbang hampir US$200 miliar pada ekonomi di kawasan itu pada tahun 2020 seiring dengan meluasnya penyebaran ponsel pintar.
Diskusi tentang penjualan saham oleh perusahaan disebut terus berlanjut dan perincian mengenai penawaran ini masih bisa berubah. Sementara itu, perwakilan Yalla belum menanggapi permintaan komentar terkait rencana itu.
Layanan Yalla termasuk voice chat dan games yang terpasang di dalam aplikasinya telah meraup pengguna di negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Turki.
Perusahaan diketahui telah menerima suntikan dana dari sejumlah investor termasuk Susquehanna International Group LLP dan Orchid Asia Group Management Ltd. Aplikasi Yalla sendiri telah melayani lebih dari 20 juta pengguna pada Juni 2018, menurut situs web Orchid Asia.