Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resmi Jadi Menhan, Prabowo Sebut Masih Perlu Belajar

Prabowo Subianto mengaku masih harus belajar terlebih dahulu, setelah resmi dilantik sebagai Menteri Pertahanan pada era pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
(Dari kiri) Muhadjir Effendy, Yasonna Laoly, Prabowo Subianto, dan Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan sumpah jabatan saat dilantik menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
(Dari kiri) Muhadjir Effendy, Yasonna Laoly, Prabowo Subianto, dan Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan sumpah jabatan saat dilantik menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Prabowo Subianto mengaku masih harus belajar terlebih dahulu, setelah resmi dilantik sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) pada era pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

“Baru saja kita selesaikan semua rangkaian pelantikan dan tentunya kita akan segera. Saya harus lihat nanti kantor kementerian dulu, tanya pejabat di sana,” katanya ketika ditanya mengenai arah kebijakannya selama lima tahun ke depan, Rabu (23/10/2019).

Selanjutnya, mantan Danjen Kopassus ini mengungkapkan harus menghadiri acara serah terima jabatan di Kementerian Pertahanan yang akan dimanfaatkannya untuk mempelajari situasi terakhir sehingga dia bisa segera kerja.

Adapun Kementerian Pertahanan merupakan kementerian yang mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2020 yang dikutip dari www.kemenkeu.go.id, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi sebesar Rp127,4 triliun. Alokasi anggaran tersebut meningkat cukup signifikan dibandingkan proyeksi tahun ini yang sebesar Rp109,6 triliun.

Dengan jumlah anggaran tersebut, Kementerian Pertahanan menjadi kementerian/lembaga yang mendapat alokasi anggaran paling besar pada tahun depan.

Prabowo yang merupakan Ketua Umum Gerindra ini pernah menyebut bahwa anggaran pertahanan Indonesia tergolong kecil dan kekuatan pertahanan yang lemah. Hal itu disampaikaannya saat Debat Pemilihan Presiden (pilpres) 2019, 30 Maret 2019.

"Saya menilai pertahanan Indonesia lemah karena kita tidak punya uang,” sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper