Bisnis.com, JAKARTA — Pemilihan umum Kanada dimulai kemarin untuk menentukan apakah Perdana Menteri Justin Trudeau sebagai tokoh karismatik yang menjanjikan ‘pembaruan’ akan tetap berkuasa setelah dua skandal besar.
Tahap pertama pemilu yang dianggap sebagai pertarungan paling ketat antara Partai Liberal pimpinan Trudeau dan oposisi utama Partai Konservatif yang dipimpin oleh Andrew Scheer ditutup di provinsi Newfoundland dan Labrador Senin (21/10) pukul 7 malam waktu setempat. Pemungutan suara dijadwalkan berakhir di provinsi Pesisir British Columbia di Pantai Pasifik pada pukul 10 malam atau hari ini WIB.
Trudeau, 47, pemimpin Partai Liberal yang menerima kunjungan mantan Presiden AS, Barack Obama dalam rangkaian terakhir kampanye, dipandang sebagai salah satu pemimpin progresif terakhir yang tersisa di antara negara-negara demokrasi utama dunia.
Hasil jajak pendapat pertama menunjukkan persaiangan yang sangat ketat. Akan tetapi Trudeau terguncang selama kampanye oleh skandal blackface dan kritikan atas penanganannya terhadap kasus korupsi yang melibatkan perusahaan konstruksi Kanada.
Putra mendiang Perdana Menteri Liberal Pierre Trudeau itu juga harus mengatasi kesulitan dalam menjalankan pemerintahannya.
Trudeau, didampingi keluarganya, memberikan suara di Montreal kemarin setelah keliling berkampanye ke elosok negeri dalam empat hari terakhir. Sementara itu, Scheer memilih di distrik pemilihannya di Saskatchewan.
Di Twitter, Trudeu berulang kali mendesak orang untuk keluar dan memilih. Jumlah pemilih sangat penting bagi kaum Liberal karena kaum Konservatif lebih rajin datang ke tempat pemungutan suara.
“Yang benar adalah seperti melempar koin karena peluangnya nyaris sama,” menurut pelaku jajak pendapat dari lembaga jajak pendapat Ipsos, Darrell Bricker seperti dikutip Reuters, Selasa (22/10/2019).
Setahun yang lalu, tidak ada yang akan meramalkan bahwa Trudeau akan menjadi perdana menteri pertama sejak 1930-an yang mampu mengamankan mayoritas parlemen, namun gagal memenangkanya masa jabatan kedua.