Bisnis.com, JAKARTA – UBS Group AG dikabarkan mengurangi jumlah tenaga kerjanya sebagai bagian dari dorongan global untuk memangkas biaya dan menggabungkan unit-unit perdagangan.
Menurut sumber terkait yang identitasnya dirahasiakan, perusahaan penyedia layanan finansial asal Swiss tersebut mengurangi sekitar 40 pekerjanya di kawasan Asia Pasifik.
“Langkah pengurangan ini terbagi antara tim market dan perbankan investasi UBS, mayoritas menduduki level wakil presiden atau di bawahnya,” ungkap sumber tersebut, seperti dilansir melalui Bloomberg (Senin, 21/10/2019).
“Divisi Asia, yang dipimpin oleh Taichi Takahashi dan David Chin, akan mengalami pengurangan (tenaga kerja) dengan jumlah lebih kecil daripada yang direncanakan di Eropa karena UBS melihat wilayah itu (Asia) sebagai pendorong pertumbuhan,” lanjutnya.
Meski mencatat penurunan baik di Eropa maupun di Amerika Serikat pada 2018, biaya-biaya perbankan investasi UBS tumbuh 28 persen di Asia, menurut Freeman & Co.
Biaya-biaya tersebut total mencapai US$388 juta sepanjang tahun ini hingga kuartal ketiga di Asia, sekaligus membuat wilayah ini mengungguli Eropa meskipun berada di belakang AS.
Baca Juga
UBS lebih lanjut dikabarkan telah memulai pemeriksaan menyeluruh atas bank investasinya, merombak kembali manajemen senior, serta menggabungkan operasi perdagangan dalam perubahan-perubahan yang pada akhirnya dapat mengeliminasi ratusan posisi.
“Pengurangan staf di Asia telah dimulai, dengan putaran baru diperkirakan terjadi bulan ini,” tutur sumber terkait.
Langkah restrukturisasi ini dilakukan ketika UBS berupaya untuk meningkatkan kolaborasi antara pembuat kesepakatan dan unit manajemen asetnya, seraya mempertajam fokus pada industri-industri yang paling menarik bagi klien-klien dengan aset terbesar.
Sementara itu, Mark Panday, juru bicara UBS yang berbasis di Hong Kong, belum bersedia memberikan komentarnya terkait pemangkasan pekerja.
Sejumlah bank-bank lain seperti Citigroup Inc., Deutsche Bank AG, dan HSBC Holdings Plc. juga memangkas jumlah pekerjanya guna mengendalikan biaya.
Industri ini diketahui menghadapi kondisi perdagangan yang sulit, ekonomi yang terhuyung-huyung, dan dampak dari ketegangan perdagangan mengenai kesepakatan lintas batas.