Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom yang berbasis di AS Abhijit Banerjee, Esther Duflo, dan Michael Kremer memenangkan Hadiah Nobel Bidang Ekonomi 2019. Ketiganya diganjar Nobel atas upaya memerangi kemiskinan yang telah membantu jutaan anak-anak dengan mendukung langkah-langkah praktis daripada teori.
Duflo, ekonom keturunan Prancis-Amerika, adalah wanita kedua yang memenangkan hadiah Nobel ekonomi dalam 50 tahun sejarah anugerah ini. Ia juga menjadi yang termuda dengan usia 46 tahun.
Royal Swedish Academy of Sciences mengatakan pekerjaan mereka telah menunjukkan bagaimana kemiskinan dapat diatasi dengan memecahnya menjadi pertanyaan yang lebih kecil dan lebih tepat di bidang-bidang seperti pendidikan dan perawatan kesehatan, dan kemudian menguji solusi di lapangan.
Dikatakan pula hasil studi dan eksperimen lapangan mereka membantu jutaan anak sekolah India dengan bimbingan perbaikan hingga mendorong pemerintah di seluruh dunia meningkatkan pendanaan untuk pengobatan dan pencegahan.
"Hal itu berawal dari gagasan bahwa orang miskin sering direduksi menjadi karikatur dan bahkan orang yang mencoba membantu mereka tidak benar-benar memahami apa akar permasalahan [mereka] yang dalam," kata Duflo kepada wartawan di Stockholm melalui telepon, dilansir Reuters, Selasa (15/10/2019).
Tim ini memelopori uji coba terkontrol secara acak (randomized controlled trials/RCT) dalam bidang ekonomi. Sudah lama digunakan dalam bidang-bidang seperti kedokteran, RCT misalnya dapat mengambil dua kelompok orang dan mempelajari perbedaan apa yang terjadi pada satu kelompok sedangkan kelompok lainnya hanya diberi plasebo.
Diterapkan pada ekonomi pembangunan, eksperimen lapangan semacam itu misalnya menemukan bahwa menyediakan lebih banyak buku pelajaran dan makanan sekolah gratis hanya memiliki dampak kecil. Sementara itu menargetkan bantuan bagi siswa yang lemah membuat perbedaan besar pada tingkat pendidikan secara keseluruhan.
"Hadiah ini tidak hanya untuk kita tetapi untuk seluruh gerakan," ujar Banerjee pada konferensi pers bersama di Institut Teknologi Massachusetts (MIT), tempat ia dan Esther Duflo bekerja. Sedangkan Kremer adalah peneliti di Universitas Harvard.
Mengutip metode Banerjee yang telah mengubah pengajaran kelas di sekolah-sekolah negeri di New Delhi, kepala menteri ibu kota India Arvind Kejriwal mengatakan di Twitter bahwa hal itu adalah hari besar bagi setiap orang India.
Tim ini terutama dikaitkan dengan program mengajar di tingkat yang tepat dan telah membantu 60 juta anak di India dan Afrika, dan berfokus pada matematika dan keterampilan membaca untuk murid sekolah dasar.
Duflo mengatakan pentingnya dua pendekatan yang paling sering dikutip untuk mengatasi kemiskinan yakni bantuan asing dan membebaskan perdagangan dengan negara-negara miskin.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan kemiskinan global telah berkurang lebih dari setengah sejak 2000. Dikatakan bahwa satu dari 10 orang di daerah berkembang masih hidup dengan kurang dari US $1,90 per hari. Di sub-Sahara Afrika, proporsi itu naik menjadi 42 persen. Duflo mengatakan bahwa kebijakan yang dirancang lebih baik jelas berdampak pada pengentasan kemiskinan di seluruh dunia.
Ditanya apakah penghargaan Duflo adalah upaya untuk memperbaiki ketidakseimbangan gender dalam sejarah Nobel, Peter Fredriksson, ketua Komite Nobel untuk Ilmu Ekonomi, mengatakan itu menunjukkan bahwa perempuan sekarang lebih hadir di bidang ekonomi.
Duflo mengatakan bahwa hal itu datang pada "waktu yang sangat penting dan tepat waktu" bagi perempuan di sektor yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki.
"Kami berada pada saat ketika kami mulai menyadari dalam profesi bahwa cara kami (memperlakukan) satu sama lain secara pribadi dan publik tidak kondusif sepanjang waktu untuk lingkungan yang sangat baik bagi perempuan," katanya.