Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF: Negara Perlu Lebih Serius Tangani Perubahan Iklim

Apabila dibiarkan, perubahan iklim dapat menimbulkan dampak-dampak seperti kenaikan permukaan laut, banjir rob, bencana alam, dan gangguan terhadap suplai makanan.
Kawasan terkering di Afrika, Sahel, berubah jadi hijau karena perubahan iklim./Istimewa
Kawasan terkering di Afrika, Sahel, berubah jadi hijau karena perubahan iklim./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) meminta kepada negara-negara untuk lebih agresif dalam memitigasi perubahan iklim.

Apabila dibiarkan, perubahan iklim dapat menimbulkan dampak-dampak seperti kenaikan permukaan laut, banjir rob, bencana alam, dan gangguan terhadap suplai makanan.

"Hingga saat ini, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah masih belum cukup," ujar IMF dalam laporannya yang berjudul 'Fiscal Monitor: How to Mitigate Climate Change' yang dikutip Bisnis, Sabtu (12/10/2019).

Paris Agreement yang disepakati pada 2015 masih belum ditindaklanjuti dengan komitmen oleh negara-negara yang turut menandatangani perjanjian tersebut.

IMF mengatakan bahwa ke depan masih diperlukan startegi-strategi konkret dalam rangka menekan emisi CO2 melalui pengenaan pajak karbon.

Pengenaan pajak karbon terutama terhadap penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui merupakan alat yang paling efektif dan efisien untuk menekan emisi karbon.

Melalui pengenaan pajak karbon, korporasi dan rumah tangga akan berusaha untuk mencari cara menekan penggunaan energi dan akan menggeser penggunaan energi dari yang konvensional menuju sumber energi alternatif.

Secara jangka panjang, pergeseran dari sumber energi konvensional menuju energi alternatif yang ramah lingkungan akan memberikan dampak positif kepada masyarakat serta industri dan korporasi antara lain dengan menurunnya angka kematian akibat polusi.

Selain itu, pengenaan pajak karbon dan pergeseran menuju sumber energi alternatif akan menstimulus berkembangnua teknologi baru yang diikuti dengan munculnya tenaga kerja baru.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper