Bisnis.com, JAKARTA - Impor daging babi China dari AS melonjak ke rekor mingguan terbesar setelah demam babi Afrika menghancurkan populasi babi di negara konsumen daging terbesar di Asia tersebut.
Berdasarkan data Departemen Pertanian AS yang dirilis Kamis (10/10) dalam pekan yang berakhir 3 Oktober, impor melonjak menjadi 142.200 metrik ton. Untuk bulan September, pengiriman mencapai 19.900 ton.
China mengisyaratkan akan mengimpor sebanyak 400.000 ton untuk membendung kekurangan domestik setelah wabah demam babi menewaskan jutaan babi. Negara itu juga tampaknya siap untuk meningkatkan pembelian produk pertanian sebagai isyarat niat baik sebelum pembicaraan antara Washington dan Beijing meredakan ketegangan perdagangan.
“Meskipun penjualan ekspor daging babi untuk tahun depan diperkirakan melonjak, pasokan babi di AS saat ini masih cukup dan akan berlangsung selama beberapa minggu lagi,” kata David Kruse, presiden Commstock Investments, seperti dikutip Bloomberg.
“Penyembelihan babi pekan lalu lalu naik 7 persen dari tahun sebelumnya. AS punya banyak persediaan babi, dan ekspor ke Asia akan meningkat pada 2020,” lanjutnya.
Di Chicago Mercantile Exchange, komoditas babi berjangka untuk kontrak Desember turun sebanyak 2,2 persen menjadi 67,95 sen per pound. Harga melonjak 8,1 persen dalam dua hari sebelumnya.
Baca Juga
Volatilitas dalam bursa berjangkan telah melonjak ke rekor tertinggi, didorong oleh spekulasi kapan tepatnya permintaan China akan muncul. Data USDA pada hari Kamis menunjukkan 123.500 ton pengiriman dijadwalkan pada tahun 2020.