Bisnis.com, JAKARTA - AS dan China menyepakati garis besar dari perjanjian perdagangan parsial pada pertemuan Jumat (11/10), Presiden Donald Trump mengatakan dia dan mitranya, Presiden Xi Jinping akan menandatangani perjanjian tersebut paling cepat bulan depan.
Dari kesepakatan tersebut, China akan secara signifikan meningkatkan pembelian komoditas pertanian AS, menyetujui kebijakan kekayaan intelektual dan konsesi terkait jasa keuangan dan mata uang.
Sebagai gantinya AS akan menunda kenaikan tarif yang dijadwalkan berlaku mulai 15 Oktober, namun tarif impor tambahan yang berlaku pada Desember, terhadap impor China senilai US$160 miliar, tidak termasuk dalam pembatalan ini.
"Penting bagi kedua negara untuk bekerjasama menyelesaikan masalah masing-masing. Saya harap kedua belah pihak akan bertindak dalam prinsip dan arahan yang telah kita sepakati dan bekerja untuk memajukan hubungan AS-China berdasarkan koordinasi, kerja sama dan stabilitas," tulis surat Trump, dikutip melalui Bloomberg, Sabtu (12/10).
Kantor berita pemerintah China Xinhua mengatakan para negosiator melakukan upaya menuju kesepakatan akhir, tetapi tidak menyebut hasil dari pertemuan itu sebagai sebuah kesepakatan.
Pemimpin Redaksi surat kabar yang dikelola pemerintah paling terkemuka di China, Global Times, Hu Xijin, mengunggah postingan di Twitter yang mengatakan bahwa laporan resmi dari China tidak menyebutkan rencana Trump menandatangani perjanjian bulan depan.
Baca Juga
Pernyataan ini menunjukkan Beijing ingin menjaga harapan tetap rendah terhadap Washington.
Pemerintahan Trump juga mengatakan masalah yang berkaitan dengan Huawei Technologies Co. bukan bagian dari kesepakatan hari Jumat dan akan diproses terpisah.
Menurut Trump, isu mengenai perusahaan telekomunikasi China, yang mendapatkan sanksi blacklist ekspor pada bulan Mei, akan dibahas dalam negosiasi fase kedua.
Washington mengungkapkan bahwa sebagai bagian dari kesepakatan, China akan meningkatkan pembelian komoditas pertanian AS selama dua tahun ke depan, dengan total tahunan mencapai US$40 miliar hingga US$50 miliar.
Beberapa pekan lalu China telah membahas untuk membeli lebih banyak produk AS seperti kedelai, babi dan gandum.
Namun, beberapa pedagang tetap skeptis tentang rencana pembelian tersebut akan menjadi sebuah terobosan dalam perbincangan dagang secara keseluruhan. Mereka memperingatkan bahwa perlu ada tindak lanjut pembelian secara konkret.