Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengatakan bahwa dalam masa operasi teknologi modifikasi cuaca pada 17 September hingga 3 Oktober 2019, hujan dengan volume lebih dari 3 miliar meter kubik telah membasahi seluruh daerah operasi hujan buatan yang mengalami kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap.
"TMC [teknologi modifikasi cuaca] mampu menghasilkan air dalam jumlah yang sangat banyak sampai jutaan meter kubik per hari dengan cakupan wilayah hujan sangat luas jika dilakukan pada saat yang tepat dan bergantung pada ketersediaan awan," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam pertemuan dengan awak media di Kantor BPPT di Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Operasi TMC masih akan terus berlanjut untuk memadamkan api akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lima provinsi operasi TMC yakni di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Baca Juga
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto menuturkan bahwa dengan operasi TMC dalam periode 17 September sampai 3 Oktober 2019, hujan buatan dengan volume 1 miliar meter kubik membasahi Kalimantan Tengah, 1,50 miliar meter kubik volume hujan membasahi Kalimantan Barat, 600 juta meter kubik volume hujan membasahi Riau dan Jambi, serta 40 juta meter kubik volume hujan membasahi Sumatra Selatan.
Operasi TMC tersebut dilaksanakan di empat posko yakni Riau, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
"Sejak pelaksanaan TMC di wilayah Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah, hampir setiap hari terjadi hujan yang mampu membasahi lahan dalam rangka memadamkan api," kata Seto.