Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Utamakan Resolusi Perang Dagang yang Rasional

Perang dagang yang melibatkan dua ekonomi terbesar dunia tersebut telah berlangsung selama lebih dari 1 tahun.
Perang dagang AS China/istimewa
Perang dagang AS China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Menjelang dimulainya kembali perundingan dagang antara China dan Amerika Serikat, Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen menyampaikan bahwa Beijing mengharapakan perselisihan dapat diselesaikan secara tenang dan rasional.

Perang dagang yang melibatkan dua ekonomi terbesar dunia tersebut telah berlangsung selama lebih dari 1 tahun.

Sepanjang waktu itu, baik China maupun AS saling memberikan sanksi tarif senilai ratusan miliar dolar terhadap barang impor masing-masing, yang mengguncang pasar keuangan dan mengancam pertumbuhan global.

Putaran baru perundingan tingkat tinggi ini diperkirakan akan dilaksanakan di Washington pada 10-11 Oktober, di mana pihak China akan dipimpin oleh penasihat ekonomi utama Presiden Xi Jinping, Wakil Perdana Menteri Liu He.

Wang, yang merupakan bagian dari tim perunding China dengan Amerika Serikat, mengatakan pada konferensi pers bahwa Liu akan berangkat ke Washington untuk agenda perundingan dagang selama sepekan setelah liburan Hari Nasional China, yang berakhir pada 7 Oktober.

"Saya berharap kedua belah pihak akan menemukan cara untuk menyelesaikan perbedaan ini. Kami percaya ini [solusi yang tercapai] akan bermanfaat bagi masyarakat dan dunia," ujar Wang, seperti dikutip melalui Reuters, Senin (30/9/2019).

Pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan taktik tekanan finansial baru yang radikal di Beijing, termasuk kemungkinan menghapus perusahaan-perusahaan China dari bursa saham A.S.

Sumber mengatakan kepada Reuters pada Jumat (27/9/2019) bahwa langkah itu akan menjadi bagian dari upaya yang lebih luas untuk membatasi investasi A.S. ke perusahaan-perusahaan Cina, sebagian karena meningkatnya kekhawatiran keamanan tentang kegiatan mereka.

China membalas kritik AS tentang kurangnya akses pasar bagi perusahaan AS, transfer teknologi paksa, dan buruknya perlindungan terhadap kekayaan intelektual.

Wang menegaskan bahwa China akan membuka lebih banyak sektor ekonomi bagi investor asing, dan kebijakannya melindungi hak-hak perusahaan asing di negara itu tidak akan berubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper