Bisnis.com, JAKARTA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memberikan imbauan kepada perusahaan media terkait rencana demonstrasi pada Senin (30/9/2019).
Mereka meminta agar perusahaan menyediakan alat pengaman untuk jurnalisnya yang akan meliput demonstrasi tersebut.
"Ketika menerjunkan wartawannya ke lapangan yang berpotensi ricuh dan konflik, untuk memberikan alat pelindung diri misalkan, helm, masker, dan kaca mata yang bisa menahan gas air mata," kata Sasmito Madrin, anggota AJI di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (29/9/2019).
Sasmito menjelaskan perusahaan harus memikirkan keselamatan karyawan saat meliput demo. Apalagi, pada demonstrasi mahasiswa yang lalu, ada 10 orang jurnalis mengalami kekerasan dari aparat akibat demo yang berujung ricuh.
"Jadi perusahaan tidak hanya menerjunkan wartawannya ke lapangan, tapi harus membekali perlengkapan alat penunjang," kata Sasmito.
Pada demo mahasiswa 23-24 September 2019, kerusuhan terjadi di sekitar Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Kerusuhan mengakibatkan ratusan orang pendemo dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas karena gas air mata, terkena hantam benda tumpul, hingga luka tembak peluru karet.
Baca Juga
Kerusuhan juga mengakibatkan korban dari jurnalis yang meliput agenda tersebut. AJI mencatat ada 10 kasus kekerasan terhadap jurnalis saat demo penolakan RKHUP dan pelemahan KPK itu.
Dari sepuluh kasus tersebut, sembilan pelakunya diduga anggota Polri dan satu lainnya adalah massa aksi.
Selain itu, baru-baru ini muncul seruan aksi demonstrasi #GejayanMemanggil jilid 2 yang akan berlangsung pada Senin, 30 September mendatang. Demo ini rencananya akan berlangsung di Gedung DPR dengan tuntutan yang sama, yakni penolakan RKHUP dan pelemahan KPK. Pada tanggal yang sama, ada kabar bahwa siswa SMA dan STM akan kembali turun ke jalan seperti 25 September lalu.