Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengusulkan dua langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan persoalan kemanusiaan di Rakhine, Myanmar.
Di sela-sela Majelis Umum ke-74 PBB, Retno mengatakan bahwa situasi kemanusiaan di Rakhine semakin memprihatinkan setelah gagalnya upaya repatriasi para pengungsi dari perbatasan. Hal itu juga menurunkan kepercayaan seluruh pihak terhadap upaya penyelesaian krisis di wilayah itu.
“Kompleksitas isu di Rakhine tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak menemukan solusi penyelesaian krisis kemanusiaan ini,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (25/9/2019).
Menurutnya, ada dua langkah yang dapat diambil untuk mendorong penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine. Pertama, mengatasi kebutuhan para pengungsi yang bersifat darurat. Pemenuhan kebutuhan itu dapat diselesaikan dengan terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi.
Kemudian langkah kedua adalah menciptakan perdamaian yang berkesinambungan melalui pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat Rakhine.
“Fasilitas pendidikan dan kesehatan harus diberikan. Roda perekonomian harus segera digerakkan, dan terus menumbuhkembangkan masyarakat yang toleran serta majemuk,” ujarnya.
Indonesia sendiri, lanjut Retno, telah membangun sekolah, rumah sakit, dan pasar rakyat untuk menggerakkan sektor ekonomi, kesehatan, serta pendidikan di Rakhine.
Selama ini, Asean juga terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong proses repatriasi para pengungsi melalui peningkatan kapasitas pusat transit dan penerimaan pengungsi, diseminasi informasi bagi para pengungsi serta kebutuhan dasarnya.
“Masyarakat internasional harus segera dapat mengakhiri krisis kemanusiaan ini, dan Indonesia siap berkontribusi,” ujarnya.