Bisnis.com, JAKARTA – Saham Samsung BioLogics Co. Ltd. anjlok setelah kejaksaan Korea Selatan menggerebek kantor National Pension Service (NPS) untuk mengamankan bukti dugaan kolusi pengelola dana pension ini dengan afiliasi Samsung Group tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, saham Samsung BioLogics anjlok 6,06 persen atau 20.500 poin ke level 318.000 won per lembar saham pada perdagangan hari ini, Senin (23/9/2019), pukul 11.08 WIB.
Samsung BioLogics diketahui sedang dalam penyelidikan kasus dugaan window dressing pada 2015. Jaksa dan penyelidik dari Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul menggeledah kantor NPS itu di Jeonju, sekitar 240 kilometer selatan Seoul, pagi ini waktu setempat.
Tindakan tersebut diambil sehubungan dengan penyelidikan yang sedang berlangsung tentang bagaimana dan mengapa NPS pada Juli 2015 memutuskan mendukung merger antara Cheil Industries Inc. dan Samsung C&T Corp. untuk kepentingan pewaris sekaligus Wakil Chairman Samsung Electronics Lee Jae-yong.
Dilansir dari Yonhap News Agency, jaksa penuntut dan regulator pasar keuangan mencurigai Samsung BioLogics menaikkan valuasinya sekitar 4,5 triliun won (US$ 3,9 miliar) pada 2015.
Sebelumnya, produsen obat-obatan itu dengan curang mengubah metode yang digunakan untuk menghitung nilai sahamnya di Samsung Bioepis, sebuah perusahaan patungan dengan Biogen Inc. yang berbasis di Amerika Serikat. Setelah metode akuntansi ini berubah, Samsung BioLogics membukukan laba.
Pihak jaksa mencurigai dugaan window dressing itu dimaksudkan untuk meningkatkan kendali Lee atas Samsung Group dengan berusaha menggelembungkan saham Cheil Industries Inc. di Samsung BioLogics, menjelang merger Cheil dengan Samsung C&T Corp. empat tahun lalu.
Lee adalah pemegang saham terbesar di Cheil Industries. Dengan kenaikan dalam valuasi Samsung BioLogics, Lee mendapatkan keuntungan dalam upayanya untuk merombak struktur tata kelola Samsung Group.
Pada November 2018, Komisi Sekuritas & Bursa Berjangka meminta kejaksaan untuk menyelidiki Samsung BioLogics dan CEO-nya Kim Tae-han, dengan menyebutkan bahwa perubahan metode akuntansi itu "tidak normal".
Pihak jaksa kemudian meminta surat perintah penangkapan untuk Kim Tae-han pada akhir Mei tetapi pengadilan Seoul menolaknya.
Sementara itu, Samsung BioLogics telah mengklaim bahwa perubahan metode akuntansi dan revaluasi Samsung Bioepis pada 2015 sejalan dengan standar akuntansi internasional.
Sejauh ini, delapan eksekutif Samsung BioLogics, Samsung Bioepis dan Samsung Electronics telah ditangkap dengan tuduhan ikut serta dalam upaya menghancurkan bukti terkait dugaan penipuan akuntansi.