Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo bercerita bagaimana dirinya disebut sebagai "antek asing" dalam wacana penggunaan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia.
Berbicara dalam acara pembukaan Forum Titik Temu dengan tema Kerja Sama Multikultural untuk Persatuan dan Keadilan di Cikini, Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (18/9/2019), Jokowi bercerita tentang pengalamannya bertemu Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.
Dalam kesempatan itu, Sheikh Mohamed bercerita bahwa negaranya mengundang banyak talenta dunia, mulai dari Chief Executive Officer (CEO), tenaga ahli sampai rektor dari luar Uni Emirat untuk bekerja di negara itu.
Jokowi kemudian membandingkan situasi di Indonesia. Di negara ini, wacana mengenai penggunaan rektor asing baru mengemuka, dirinya mengaku sudah disebut antek asing.
"Baru berbicara seperti itu, sudah langsung [disebut] Presiden Jokowi antek asing,” kata Jokowi.
Penggunaan rektor asing di perguruan tinggi di Uni Emirat itu merupakan salah satu contoh toleransi di negara tersebut. Jokowi mengatakan kunci kemajuan yang dialami Uni Emirat adalah keterbukaan dan toleransi.
Dibandingkan dengan Uni Emirat, Jokowi mengatakan Indonesia lebih kaya dalam hal sumber daya alam. Jokowi membandingkan Indonesia yang memiliki hutan, tambang dan sumber daya alam lainnya sedangkan Uni Emirat tidak memilikinya. Kendati demikian, Uni Emirat memiliki keterbukaan dan toleransi.
"Menurut saya salah satu kunci utama [kemajuan Uni Emirat] adalah keterbukaan dan toleransi. Dan itu saya dapatkan langsung dari beliau, Sheikh Mohammed," kata Jokowi.