Bisnis.com, JAKARTA - Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat siang ini, Selasa (10/9/2019) dikabarkan akan menggelar konferensi pers untuk mengabarkan kondisi Presiden RI ketiga BJ Habibie.
Sebelumnya beredar informasi di media sosial yang menyebutkan Habibie meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Belakangan sejumlah pihak menepis kabar tersebut dan memastikan informasi itu adalah hoaks.
Menyingkapi kondisi ini, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Chandra Wijaya, di Jakarta, Selasa, menegaskan klarifikasi terkait beredarnya hoaks meninggalnya BJ Habibie diserahkan sepenuhnya kepada RSPAD.
Rencananya pihak RSPAD memang akan menggelar konferensi pers Selasa ini.
"Saya tidak tahu persis. Rencananya RSPAD akan gelar konferensi pers terkait kesehatan Pak Habibie," kata Chandra.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata Chandra, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak RSPAD.
Beredarnya informasi Presiden ke-3 Republik Indonesia Baharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia pada Selasa dinihari, dipastikan bohong atau tidak benar.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Sekretaris Pribadi BJ Habibie, Rubijanto, yang menyatakan pada ANTARA, di Jakarta, Selasa pagi, bahwa kondisi kesehatan mantan pemimpin Indonesia tersebut kian membaik.
"Aman terkendali, terima kasih," kata Rubijanto saat menjawab pertanyaan mengenai kondisi kesehatan terkini BJ Habibie.
Pernyataan dari salah satu orang dekat BJ Habibie tersebut, memperkuat pernyataan dari sumber terpercaya Antara di lokasi perawatan Habibie, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa pagi yang juga menolak kabar yang awalnya beredar di media sosial tersebut.
"Alhamdulillah beliau [Habibie] masih diberikan usia. Hanya masih dibantu alat pernapasan," kata sumber tersebut yang sekaligus menampik kabar bahwa Habibie telah mangkat pada Selasa dinihari.
Adapun informasi meninggalnya mantan pemimpin Indonesia tersebut, awalnya beredar melalui sebuah pesan dalam sosial media Facebook yang kemudian disebarkan lebih jauh lagi melalui aplikasi obrolan elektronik WhatsApp, oleh orang-orang yang membaca pesan tersebut di Facebook.