Bisnis.com, JAKARTA – Ada kabar menarik nih buat kalian para pelaku sektor teknologi yang mungkin sedang mencoba-coba peruntungan kerja. Pemerintah Singapura dinyatakan tengah memburu lebih banyak pekerja asing untuk bidang ini.
Menurut Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing, hal tersebut dilakukan seiring dengan upaya negeri ini untuk menumbuhkembangkan sektor teknologi.
“Kami mempercepat upaya-upaya untuk mengembangkan talenta teknologi kita,” ujar Chan Chun Sing kepada parlemen pada Senin (2/9/2019), seperti dilansir melalui Reuters.
“Permintaan untuk talenta teknologi jauh melebihi pasokan lokal. Kita perlu melengkapi pipeline lokal kita dengan pekerja terampil dari seluruh dunia,” terangnya.
Penduduk lokal, lanjutnya, juga akan mendapat manfaat dari rencana tersebut di tengah kekhawatiran atas lapangan pekerjaan ketika ekonomi memburuk.
Negara Asia tersebut diketahui sudah menjadi rumah bagi kantor-kantor regional ratusan perusahaan teknologi seperti Facebook dan Google, serta diharapkan dapat tumbuh menjadi pusat teknologi global.
Baca Juga
Chan kemudian menanggapi pertanyaan tentang apakah suatu skema yang bertujuan membantu perusahaan-perusahaan merekrut bakat teknologi asing, disebut Tech@SG, diperlukan.
Sementara itu, di sisi lain, pertumbuhan tampak melambat dan pemerintah menyatakan fokus pada mempekerjakan serta mengembangkan pekerjaan-pekerjaan lokal.
"Kami sangat menyadari fakta bahwa topik ini dapat dengan mudah digerakkan karena emosi yang terlibat dan karena itu menyangkut pekerjaan,” ucapnya merespons.
“Namun, kita tidak boleh terbenam dari jalan negara-negara lain yang telah mulai memasang pembatas dan mengambil sebuah pendekatan yang tampak proteksionis,” kata Chan.
Upaya-upaya yang meningkat untuk menumbuhkan sektor teknologi, jelasnya, justru dikarenakan ketidakpastian dengan prospek ekonomi.
Tenaga kerja asing telah lama menjadi topik sensitif secara sosial di Singapura, yang menurut rencana akan mengadakan pemilu dalam 18 bulan ke depan. Isu ini dilihat sebagai salah satu isu terbesar bagi para pemilih dalam hasil pemilu terburuk pada 2011.
Dalam beberapa tahun terakhir, Singapura telah memperketat kondisi untuk mempekerjakan para profesional asing. Pada Februari, kuota untuk pekerja asing di sektor jasa dinyatakan akan semakin berkurang.
Risiko resesi yang membayangi dengan tingkat pertumbuhan pada level terendah dalam satu dekade dan sedikit kenaikan dalam tingkat pengangguran warganya telah membawa isu ini kembali menjadi pusat perhatian.
Namun, Chan mengatakan Singapura tidak dapat berdiam diri di tengah kurangnya talenta teknologi global, mengingat kekhawatiran perusahaan-perusahaan dengan rencana ekspansi seperti Alibaba dan Grab.
“Kita hanya memiliki jendela kecil untuk membangun sejumlah besar profesional, startup, dan perusahaan kelas atas,” kata Chan.
“Cara kita melakukannya hari ini akan memutuskan apakah kita menjadikannya sebagai hub teknologi atau tidak. Kita harus bergerak sekarang dan cepat.”