Bisnis.com, JAKARTA--Pengunjuk rasa membuat barikade dan bentrok dengan polisi anti huru hara setelah memblokir jalan ke Bandara Internasional Hong Kong, Minggu sore ini.
Sekelompok besar pelaku unjuk rasa berkumpul di sekitar halte bus di terminal bandara mulai jam 1 siang, menurut pemerintah Hong Kong dalam sebuah pernyataan.
"Sekitar pukul dua siang, para pengunjuk rasa mulai menembus hambatan yang dipenuhi air, mengarahkan sinar laser pada staf Airport Authority (AA) dan memblokir jalan dengan troli dan bahan lainnya," demikian pernyataan yang dikutip ChannelNewsAsia, Minggu (1/92019).
Polisi Hong Kong mengatakan akan menggelar "operasi pembubaran" dalam sebuah posting Facebook dengan memperingatkan para pemrotes untuk meninggalkan area bandara "segera".
Di luar terminal di pusat internasional, pengunjuk rasa mengaktifkan alat pemadam kebakaran, menumpuk troli bagasi untuk memblokir dan menghancurkan kamera pengintai.
Operator kereta bandara Airport Express menyatakan telah menangguhkan layanan pada hari Minggu sore, sementara demonstran berpakaian hitam yang bersembunyi dari kamera CCTV dengan meggunakan payung, membangun barikade di stasiun bus bandara dan berusaha menghentikan lalu lintas di jalan utama menuju terminal.
Akan tetapi operasi penerbangan "sebagian besar normal", kata otoritas bandara.
Pihak bandara menerapkan larangan masuk bagi pemrotes setelah penutupan pada Agustus lalu berakhir rusuh.
"Kami berencana mengganggu aktivitas di bandara untuk menarik perhatian apa yang dilakukan pemerintah dan polisi kepada kami," kata seorang pemrotes berusia 20 tahun, yang minta tidak disebutkan namanya.
Dia mengakui jika pihaknya mengganggu bandara maka lebih banyak orang asing akan membaca berita tentang Hong Kong.
Polisi kota mengatakan demonstrasi di bandara itu ilegal dan pengunjuk rasa telah "melemparkan benda" pada petugas dan didakwa melakukan barikade. Akan tetapi tidak ada laporan langsung tentang korban di bandara.
"Polisi memperingatkan semua pengunjuk rasa untuk menghentikan tindakan ilegal mereka dan segera pergi," menurut pernyataan pasukan itu.