Bisnis.com, JAKARTA - Polri membantah telah terjadi bentrokan antara warga pendatang dengan masyarakat asli Papua hingga terjadi sweeping beberapa hari lalu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa bentrokan itu terjadi antar warga Papua asli bagian pesisir Papua dan bagian pegunungan Papua.
Dedi mengatakan masyarakat di kedua wilayah tersebut memiliki pendapat yang berbeda mengenai aksi yang berujung anarkis beberapa hari lalu.
Jika masyarakat pegunungan Papua menginginkan aksi yang anarkis, namun menurut Dedi, penduduk pesisir Papua menginginkan aksi anarkis tersebut dicegah agar tidak terjadi kesalahpaham hingga memperkeruh situasi di wilayah Papua.
"Jadi itu bukan pendatang ya, warga Papua yang tinggal di sepanjang garis pantai dan pegunungan itu berbeda. Yang di pegunungan itu inginnya kan mencegah jangan sampai terjadi salah paham dan perkeruh situasi," tuturnya, Sabtu (31/8/2019).
Menurut Dedi, Kepolisian sudah bekerja sama dan berkomunikasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat agar tidak terjadi kericuhan di kemudian hari.
Polri berharap situasi keamanan di wilayah Papua terus kondusif seperti saat ini.
"TNI dan Polri terus mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aksi yang berujung anarkis," kata Dedi.
Seperti diketahui kerusuhan di Jayapura kembali terjadi, antara masyarakat wilayah garis pantai yang menamakan dirinya Paguyuban Nusantara dengan masyarakat di daerah pegunungan Papua.
Akibat kejadian itu, sekitar tujuh fasilitas publik mengali kerusakan. Kendati demikian, tidak ada korban luka maupun korban meninggal akibat peristiwa itu.