Bisnis.com, JAKARTA – Setelah empat tahun memimpin, CEO HP Dion Weisler memutuskan mengundurkan diri dari raksasa pembuat PC ini. Sang penggantinya harus siap menghadapi tantangan-tantangan yang diwarisi oleh Weisler.
Melalui sebuah pernyataan pada Kamis (22/8/2019), pihak perusahaan menjelaskan alasan pengunduran diri Weisler karena masalah kesehatan keluarga. Keputusan tersebut diumumkan bersamaan dengan rilis laporan kinerja keuangan perusahaan untuk kuartal III tahun fiskal 2019.
Menyusul pengumuman itu, saham HP terguling pada perdagangan after-hours akibat terbebani kekhawatiran bahwa bisnis pasokan HP yang menguntungkan masih sedang berjuang.
Saham HP turun 6 persen pada perdagangan Kamis (22/8) yang diperpanjang, setelah ditutup di level US$18,93 di New York. Sepanjang tahun ini, saham HP telah turun sekitar 8 persen.
Penurunan saham pada perdagangan Kamis tersebut, bagaimanapun, mungkin telah didorong oleh rilis kinerja HP dan prospek untuk kuartal berikutnya yang akan berakhir pada Oktober.
Laba perusahaan untuk kuartal terkini dilaporkan melebihi perkiraan analis, tetapi prospek HP mungkin akan tertinggal dari proyeksi analis untuk kuartal berjalan.
Penjualan toner dan kartrid telah mengkerut karena pemasok pihak ketiga, terutama di China, yang menjual alternatif barang dengan harga lebih murah.
“Jelas, kondisi percetakan berada di bawah tekanan,” ujar Shannon Cross, seorang analis di Cross Research, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Perubahan dalam kepemimpinan harus berlangsung mulus. Akan membantu untuk memiliki perwakilan dari unit printer yang menjalankan seluruh perusahaan dan menjadikan bisnis itu prioritas,” tambahnya.
Dari Magang
Enrique Lores, kepala bisnis percetakan, dinyatakan akan mengambil alih kursi kepemimpinan HP. Pria yang telah mengabdi di perusahaan selama 30 tahun tersebut kabarnya sudah berencana membuat perubahan-perubahan untuk HP.
Lores memulai kiprahnya di perusahaan sebagai insinyur magang. Perlahan, kariernya menanjak menduduki perang-peran vital, termasuk ketika melalui pemisahan dari Hewlett Packard Enterprise pada tahun 2015.
Dia disebut-sebut berperan penting dalam memperbaiki struktur biaya dan organisasi perusahaan yang telah membantu profitabilitas. Lores juga memegang peran senior dalam bisnis PC komersial dan penjualan. Dia memimpin akuisisi pada tahun 2017 dari bisnis printer Samsung Electronics Co.
Menurut perusahaan, Lores, 54, telah bekerja sama dengan dewan direksi HP dalam melakukan tinjauan global yang komprehensif tentang strategi dan operasi bisnis-bisnis perusahaan selama setahun terakhir.
"Kebutuhan kita untuk terus menciptakan kembali lebih penting ketimbang sebelumnya. Saya sangat percaya diri dengan arah yang akan kita hadapi terkait perusahaan,” papar Lores.
Lahir di Madrid, Lores saat ini masih berlaku sebagai Kepala bisnis Imaging, Printing, dan Solutions di HP. Dalam laporan kuartal terkini perusahaan, penjualan dari divisi ini turun 5 persen, termasuk penurunan sebesar 7 persen pada pasokan printer.
Kondisi tersebut jelas menyoroti salah satu tantangan yang harus dihadapi Lores. HP telah berusaha mentranformasi diri di tengah pasar PC yang stagnan dan bisnis printer yang menghadapi masa depan digital tak pasti, dimana kantor-kantor menggunakan lebih sedikit kertas dewasa ini.
Melalui suatu sambungan konferensi dengan para analis, CEO HP Weisler mengatakan penghasilan pasokan printer lebih buruk dari yang diperkirakan perusahaan.
“Kinerja unit ini dirugikan oleh perubahan-perubahan dalam kepemimpinan perusahaan di luar Amerika Serikat dan ekonomi yang lebih lemah,” jelasnya.
Menambah tantangan tersebut, Chief Finance Officer Steve Fielder melihat pendapatan dari pasokan tidak akan tumbuh tahun depan dan pasar printer akan tetap lesu.
Mitra Luar Biasa
Rilis perusahaan menyebutkan Lores akan efektif menggantikan Weisler secara resmi pada 1 November. Weisler sendiri akan kembali ke kampung halamannya di Australia, meskipun masih akan membantu transisi kepemimpinan hingga Januari 2020.
Weisler telah menjabat sebagai Presiden dan CEO HP sejak 2015, tiga tahun setelah ia pertama kali bergabung dengan perusahaan, seperti dilansir melalui CNBC.
Pria berusia 52 tahun ini menduduki posisi teratas dalam bisnis percetakan dan komputasi setelah memisahkan diri dari bisnis perangkat keras dan layanan korporat yang sekarang berada di bawah HP Enterprise.
Bisnis HP saat itu terbagi menjadi dua yakni HP Inc. untuk PC dan printer, serta HP Enterprise untuk bisnis layanan.
Ia datang memimpin ketika masa-masa sulit memengaruhi perusahaan dan pasar PC global. Pada tahun yang sama, penjualan PC global diketahui mengalami penurunan terburuk dalam sejarah.
Harga saham HP telah naik dari bawah level US$12 pada akhir 2015 ketika Weisler mengambil alih menjadi sekitar US$19 pada penutupan perdagangan Kamis (22/8), sedangkan perolehan pendapatan telah meningkat 19 persen sejak itu.
“Banyak yang meragukan kami. Kami telah menghidupkan kembali dan menemukan kembali perusahaan ini,” kisah Weisler dalam suatu kesempatan.
Meski mengundurkan diri, ia masih akan duduk di dewan direksi perusahaan hingga pertemuan tahunan pemegang saham berikutnya.
“Bertugas sebagai CEO HP adalah puncak karier saya, dan saya ingin berterima kasih kepada seluruh tim HP atas dukungan yang telah mereka tunjukkan kepada saya. Saya sangat bangga dengan apa yang telah kami capai,” ungkap Weisler dalam sebuah pernyataan yang dilansir Engadget.
Lores dipandangnya telah menjadi mitra kerja luar biasa yang kepemimpinannya telah berperan dalam mengatur perusahaan untuk mencapai sukses dan memenuhi strategi.
“Dia adalah salah satu orang terpintar yang saya kenal. Saya memiliki keyakinan besar pada kemampuannya untuk memimpin dan menginspirasi bab berikutnya atas transformasi dan pertumbuhan HP,” tutupnya.