Bisnis.com, JAKARTA – Kans Airlangga Hartanto untuk kembali memimpin Partai Golkar periode 2019-2023 kian terbuka. Selain klaim dukungan dari pengurus DPD tingkat I dan tingkat II, para sesepuh partai beringin juga disebut condong ke arah Menteri Perindustrian itu.
Setidaknya 90 persen DPD tingkat I maupun tingkat II mengklaim sudah menentukan sikap dengan mendukung Airlangga sebagai ketua umum periode 2019-2023.
Analis politik Silvanus Alvin menilai, para sesepuh Golkar cenderung lebih nyaman dengan Airlangga dan bisa menjadi salah satu kunci ke kursi Golkar 1.
“Salah satu hal yang jadi penentu untuk mengunci kemenangan kandidat caketum Golkar adalah political support dari para sesepuh Golkar seperti JK, Akbar Tandjung dan lain-lain,” katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu (21/8/2019).
Menurutnya, Munas Golkar saat ini termasuk salah satu munas yang paling seksi dan bisa menjadi awal baru untuk Golkar. Karena sejak era Aburizal Bakrie (ARB), Setya Novanto hingga saat ini tren elektabilitas Golkar masih stagnan.
Kedua, lanjutnya, sudah dua pemilu Golkar tak punya kader untuk menjadi calon presiden. Jadi munas kali ini tidak akan main-main, karena jadi pertaruhan partai tersebut untuk 2024.
Tidak kalah penting, katanya, siapa yang dianggap nyaman oleh Presiden Jokowi. Pasalnya, sebagai partai yang selalu masuk dan mendukung pemerintah, hubungan presiden dan Ketum Golkar itu jadi penting dan esensial sekali.
“Jadi dalam munas ini, gerak-gerik Jokowi patut pula diperhatikan. Jokowi lebih condong ke siapa,” katanya.
Pengamat politik Ray Rangkuti menganggap peluang Airlangga sangat besar. Namun, perlu komunikasi lebih baik agar dukungan itu bisa direalisasikan menjadi kekuatan politik dalam Munas Golkar.
“Semua tergantung komunikasi yang disampaikan Airlangga. Penentu ada di internal, DPD dan DPC. Secara peluang lebih tinggi, namun jangan lupa pendekatan negoisator tidak bisa diabaikan,” kata Ray, yang juga menjabat sebagai Direktur Lingkar Madani Indonesia.
Bagaimana pun, lanjutnya, secara kalkulatif hampir semua pengurus baik di DPD dan DPC telah memberikan dukungan kepada Airlangga. “Memang kita ketahui, nasib caketum berada di pengurus-pengurus daerah. Karena itu semua tidak bisa diabaikan. Nah, Airlangga lebih diuntungkan itu,” katanya.
Belum lagi, kata dia, gaya komunikasi Airlangga lebih lunak, sehingga anak ranting partai Golkar lebih condong kepada Menteri Perindustrian itu.
“Termasuk di Jawa Barat, ketika Dedi Mulyadi mencalonkan sebagai Cagub Jabar. Ketika itu yang dipilih bukan Dedi Mulyadi, tapi kemudian ketika terjadi masalah pada pucuk pimpinan ketika itu, akhirnya Airlangga bisa mengubah itu,” kata dia.
Belum lagi, Airlangga memiliki kedekatan historis dengan partai. Menueurntya, ayah Airlangga merupakan salah satu pengurus partai beringin tersebut.