Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Prancis menyerukan dilakukannya penyelidikan terhadap aktivitas Jeffrey Epstein di Prancis, sebelum yang bersangkutan ditemukan tewas di sel tahanan penjara New York.
Menurut Menteri urusan wanita Marlene Schiappa dan Menteri Muda untuk perlindungan anak Adriene Taquet, dengan tewasnya Epstein, peradilan terhadapnya yang diperkirakan akan digelar tahun depan tidak akan pernah terjadi.
“Kematian Epstein tidak harus menghilangkan keadilan pada korban-korbannya,” tegas Schiappa dan Taquet dalam sebuah pernyataan bersama, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Penting bagi para korban bahwa penyelidikan akan dilakukan di Prancis sehingga segalanya dapat terkuak,” lanjut mereka.
Epstein diketahui memiliki sebuah apartemen dekat Arc de Triomphe di Paris. Ia ditangkap pada awal Juli di sebuah bandara dekat New York setelah kembali dari Prancis.
Pengusaha, yang berteman dekat dengan mantan Presiden AS Bill Clinton serta Presiden AS Donald Trump, ini didakwa karena melakukan perdagangan seks terhadap anak di bawah umur.
Epstein ditemukan tewas di dalam sel tahanannya pada Sabtu (10/8/2019) waktu setempat. Menurut beberapa sumber, ia tewas karena gantung diri. Kasus dugaan bunuh diri dalam penjara federal ini menimbulkan teka-teki yang meluas.
Pihak FBI dan Departemen Kehakiman AS telah membuka penyelidikan atas kematian Epstein. Jaksa Agung AS William Barr mengatakan kematian Epstein menimbulkan pertanyaan serius yang harus dijawab.
“Penyelidikan AS telah menyoroti hubungan dengan Prancis. Karena itu, tampaknya penting bagi kami, dan bagi para korban, bahwa suatu penyelidikan harus dibuka di Prancis sehingga semua titik mengenai masalah ini menjadi terang,” jelas Schiappa.
Kesempatan ini, lanjutnya, digunakan untuk kembali menyoroti tekad penuh Prancis melindungi gadis-gadis muda dari kekerasan seksual dan terutama dari eksploitasi oleh jaringan kriminal.
“Ini akan menghasilkan langkah-langkah baru yang diumumkan selama kuartal terakhir tahun ini,” tambahnya, dikutip dari Reuters.