Bisnis.com, JAKARTA – Topan Lekima yang melanda China telah menewaskan sedikitnya 32 orang dan 16 orang hilang di pesisir provinsi Zhejiang.
Dilansir Bloomberg, China Central Television (CCTV) mengungkapkan lebih dari 1 juta warga di provinsi Shanghai dan Zhejiang telah dievakuasi karena badai yang telah merusak lebih dari 3.000 rumah.
Lekima, yang mencapai provinsi Zhejiang pada Sabtu (10/8/2019), telah melemah menjadi badai tropis yang kuat, menurut Pusat Meteorologi Nasional.
Pusat meteorologi telah menurunkan level bahaya badai tersebut menjadi level dua, dan telah mengeluarkan peringatan badai hujan level tiga. Cina memiliki sistem kode peringatan empat tingkat, dengan merah menjadi yang paling serius atau level empat, diikuti oleh oranye, kuning, dan biru.
Lekima memaksa Shanghai untuk menghentikan layanan di beberapa jalur kereta bawah tanah, menurut akun resmi WeChat pemerintah setempat, selain penghentian layanan kereta api berkecepatan tinggi di sejumlah kota.
Sejumlah maskapai seperti Air China Ltd., China Eastern Airlines Corp dan China Southern Airlines Co juga mengumumkan pembatalan penerbangan. Bandara Shanghai dan Hangzhou memulihkan operasi secara bertahap setelah badai mereda.
Maskapai penerbangan Taiwan membatalkan sekitar 520 penerbangan internasional dan domestik, menurut otoritas penerbangan setempat.
Menurut tabloid Global Times, unit darurat tengah berupaya untuk memperbaiki jalan, air, dan listrik yang terdampak oleh badai ini. Badai Lekima menyebabkan kerugian ekonomi langsung sebesar 15,8 miliar yuan, CCTV melaporkan.
Setelah badai mereda, pusat operasi darurat Taiwan melaporkan setidaknya satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka karena badai ini.
Biro Cuaca Pusat (CWB) Taiwan mengatakan Lekima telah mempertahankan kecepatan angin 184 kilometer per jam, dengan hembusan 227 km/jam pada Jumat pagi.
Scott Hsieh, seorang ahli meteorologi senior di CWB, mengatakan itu adalah topan terkuat di Pasifik barat sepanjang tahun ini.
Sementara itu, sedikitnya empat orang mengalami luka-luka di Okinawa, Jepang, sementara penerbangan dan feri antarpulau mengalami gangguan.