Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Ebola Keempat ditemukan di Kongo, Kekhawatiran Warga Meningkat

Kasus keempat Ebola telah dikonfirmasi ditemukan di kota Goma di Kongo timur, kata pemerintah setempat ketika penyakit itu menyebar di kota berpenduduk lebih dari 1 juta orang itu.
sumber: Reuters
sumber: Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus keempat Ebola telah dikonfirmasi ditemukan di kota Goma di Kongo timur, kata pemerintah setempat ketika penyakit itu menyebar di kota berpenduduk lebih dari 1 juta orang itu. Demikian seperti dilansir Reuters, Jumat (2/8/2019). 

Kasus baru ini menjangkiti istri dari seorang pria yang meninggal karena virus awal pekan ini. Perawatan selama seminggu mulai menunjukkan gejala Ebola. Pihak berwenang menghkawatirkan wanita ini telah menyebarkan virus ke banyak orang di Goma.

Anak perempuan mereka juga dinyatakan positif mengidap Ebola, dan hampir 200 orang yang melakukan kontak lelaki itu telah dilacak, 160 di antaranya divaksinasi.

Kekhawatiran penyakit itu demikian menjalar diantara masyarakat Goma setelah sebelumnya mereda usai kasus pertama kota itu muncul pada Juli 2019. Tiga kasus lainnya yang dikonfirmasi minggu ini tidak terkait dengan kasus pertama itu, kata pihak berwenang.

Terletak di negara berbukit di kaki gunung berapi aktif, Goma berjarak hanya 7 km dari kota perbatasan utama Rwanda, Gisenyi.

Pada hari Kamis, Rwanda secara singkat menutup perbatasan dengan Kongo di sekitar kota, setelah kasus baru muncul.

Peningkatan pemeriksaan kesehatan menyebabkan perlambatan lalu lintas di perbatasan, Menteri Kesehatan Rwanda Diane Gashumba mengatakan, beberapa jam setelah pedagang Kongo melaporkan penutupan. Sekitar 45.000 orang per hari melewati pos perbatasan utama, kata seorang pejabat imigrasi.

Wabah itu telah menewaskan lebih dari 1.800 orang di Kongo sejak diumumkan satu tahun lalu, menjadikannya yang terburuk kedua dalam catatan. Dua orang tewas di Uganda, yang juga berbatasan dengan Kongo, tetapi tidak ada kasus terdaftar yang terjadi di Rwanda.

Pada bulan Juli, wabah dinyatakan sebagai darurat kesehatan internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia, tetapi badan itu mengatakan tidak boleh ada pembatasan perdagangan atau perjalanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper