Bisnis.com, JAKARTA - Diperkirakan ada lebih dari 15.000 kader PDI Perjuangan yang akan datang ke Bali pada pelaksanaan Kongres Nasional V PDI Perjuangan pada 8-10 Agustus 2019 mendatang.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Eriko Sotarduga, dari belasan ribu orang itu ada sebanyak 2.047 utusan, peserta dan peninjau resmi Kongres V PDI Perjuangan. Sisanya, mereka datang ke Bali sebagai tim penggembira.
"Ada juga undangan VVIP dan VIP yang juga ditetapkan DPP maupun Ketua Umum. Undangan umum, VIP, VVIP kurang lebih 335 orang. Kader yang akan datang dan sudah konfirmasi sampai tadi malam itu kurang lebih 15.345 orang. Dari pengalaman kami bisa dua kali lipat kader yang beneran hadir," ujar Eriko di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
PDI Perjuangan disebut akan menyiapkan sejumlah hiburan untuk kader-kadernya yang datang ke Bali. Partai itu juga disebut akan menyelenggarakan malam kebudayaan di sela-sela Kongres V.
Kongres V PDI Perjuangan mengambil tema "Solid Bergerak untuk Indonesia Raya" dengan sub tema "Mewujudkan PDI Perjuangan Sebagai Partai Pelopor."
Awalnya, Kongres V PDI Perjuangan dijadwalkan terselenggara awal 2020. Namun, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menggunakan hak prerogatifnya untuk mempercepat pelaksanaan Kongres Nasional PDI Perjuangan.
"Percepatan tersebut tidak hanya untuk menyesuaikan agenda strategis pemerintahan negara, namun juga untuk konsolidasi ideologi, politik, organisasi, kader dan seluruh sumber daya partai agar bisa memenuhi tanggung jawab dalam membangun masa depan bangsa dan negara," ujar Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Hingga sepekan sebelum penyelenggaraan Kongres V PDI Perjuangan, sudah ada pengurus parpol dari 514 kabupaten/kota dan 33 provinsi yang menyelenggarakan konferensi cabang (konfercab) dan konferensi daerah (konferda).
Hanya tersisa satu DPD PDI Perjuangan yang belum menyelenggarakan Konferda yakni dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Hasto mengatakan, DPD PDI Perjuangan di Aceh akan menggelar Konferda pada Sabtu (3/8). Keterlambatan di Aceh terjadi karena PDI Perjuangan ingin merangkul tokoh yang memiliki militansi dan dekat dengan masyarakat untuk menjalankan roda organisasi partai di sana.
"PDI Perjuangan menegaskan bahwa konsolidasi dalam rangka Kongres V dengan pembentukan struktur DPC dan DPD yang baru dijalankan dengan sepenuhnya menjalankan ideologi Pancasila, melalui serangkaian psikotest, penilaian berjenjang, dan meniadakan voting dalam mengambil keputusan," ujarnya.