Bisnis.com, JAKARTA--Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro menilai pertemuan para ketua umum partai pengusung Joko Widodo tanpa PDIP menandakan internal koalisi Jokowi mulai goyah.
Pada Senin (22/7/2019), Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Plt. Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa bertemu di kantor DPP NasDem tanpa kehadiran perwakilan PDIP.
Pertemuan digelar sepekan setelah pertemuan Presiden Terpilih 2019-2024 Joko Widodo dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Surya Paloh mencoba memimpin partai yang ada, minus PDIP. Ketika Prabowo bisa mencuri hati leading party, mereka mulai gusar. Itu bisa diterjemahkan ketika mereka berkumpul berempat," ujar Siti dalam sebuah diskusi bertajuk "Utak-atik Manuver Elit" di Jakarta, Sabtu (27/7/2019).
Menurutnya, melalui pertemuan tersebut, para ketua umum partai ingin memberikan semacam political deterrence. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga bisa bermanuver tanpa PDIP.
"Mereka ingin katakan kita juga bisa solid lho di luar dia (PDIP). Mereka ingin sederajat dan akan berjuang agar tidak diremehkan," kata Siti.
Siti menilai dengan adanya manuver para elite politik dalam koalisi pengusung Jokowi, menunjukkan koalisi kurang solid dibandingkan sebelum adanya pertemuan Jokowi dengan Prabowo di MRT pada 13 Juli lalu.
Hal tersebut dimungkinkan karena kurangnya komunikasi yang efektif antarpihak.
"Kalau ada kesepahaman politik, tidak perlu seperti itu. Muncul Surya Paloh pimpin tiga partai lain, bahkan ber-statement ke publik dan mengundang Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan)," kata Siti.