Bisnis.com, HONG KONG - Polisi Hong Kong menghadapi kritik dari berbagai pihak lantaran gagal melindungi demonstran dan peserta long march anti-pemerintah dari serangan yang dilakukan oleh kelompok yang dicurigai anggota geng di stasiun kereta pada akhir pekan lalu.
Dikutip dari Reuters, Selasa (23/7/2019), serangan terhadap warga dan peserta demonstrasi yang menggunakan kereta itu seiring dengan intensitas bentrokan antara demonstran dan Polisi yang meningkat.
Peristiwa inipun membuka perselisihan baru antara pihak oposisi dengan pemerintah. Para demonstran telah berbulan-bulan melancarkan protes terkait RUU ekstradisi yang dapat terpidana kasus criminal apapun ke Tiongkok untuk diadili di pengadilan yang dikontrol Partai Komunis.
Para pengunjukrasa sebelumnya pada hari Minggu lalu, mengepung kantor perwakilan utama China di pusat keuangan Asia tersebut. Mereka merusak dinding serta pagar, dan rambu lalu lintas sehingga memicu bentrokan dengan polisi.
Pemimpin Hong Kong yang didukung Beijing, Carrie Lam, mengutuk serangan terhadap Kantor Penghubung Pemerintah Pusat, dengan menuding itu sebagai "tantangan" bagi kedaulatan nasional.
Dia mengutuk perilaku kekerasan dalam bentuk apa pun. Lam terkejut dengan bentrokan di stasiun, serta berjanji bahwa polisi akan menyelidiki sepenuhnya.
"Kekerasan hanya akan menghasilkan lebih banyak kekerasan," kata Lam sambil diapit oleh pejabat kota senior.
Beberapa politisi dan aktivis telah mengaitkan jaringan geng kriminal tTriad yang bekerja bawah tanah di Hong Kong, bertanggungjawab atas serangan.
Triad dinilai selalu dapat dipergunakan untuk mengintimidasi dan melakukan kekerasan politik dalam beberapa tahun terakhir, kadang-kadang terhadap aktivis dan kritikus pro-demokrasi di Beijing.