Bisnis.com, JAKARTA – Aksi protes di Hong Kong memanas memasuki pekan keenam. Ketegangan menjalar dari pusat kota ke daerah pinggiran yang lebih dekat ke wilayah Shenzhen di sepanjang perbatasan China daratan.
Kerusuhan dilaporkan terjadi di stasiun metro Yuen Long, setelah sekelompok pria berbaju putih menyerang para penumpang dengan tongkat dan payung. Mereka menargetkan orang-orang berpakaian hitam, warna yang identik dengan para demonstran.
Salah satu yang ketiban sial adalah Lam Cheuk-ting, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat. Ia ikut terkena serangan itu dan termasuk di antara para penumpang yang terluka.
Lam mengunggah foto luka di bibir bawahnya di halaman Facebook-nya. Dengan mengenakan perban di pipi dan lengan kanannya ia berbicara kepada wartawan di Rumah Sakit Tuen Mun pada Senin pagi (22/7/2019) waktu setempat.
Menurut Lam, luka itu didapatnya ketika berusaha menghalau serangan bertubi-tubi oleh tongkat kayu yang digunakan para penyerang. Sebanyak 30 penyerang berbaju putih digambarkannya menyerang penumpang kereta api saat itu.
“Situasinya sangat serius. Beberapa [penyerang] berusia 20-an dan ada yang kira-kira berusia 60 tahunan. Kemungkinan mereka terkait dengan geng Triad” kisah Lam, seperti dilansir dari Bloomberg.
Mereka juga mengabaikan peringatan Lam mengenai kehadiran pihak berwajib dan terus memukuli para penumpang dengan tongkat sepanjang tiga kaki.
Setidaknya 36 orang terluka dalam insiden ini, satu orang dalam kondisi kritis dan empat orang luka parah, Radio Television Hong Kong melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin pagi, pihak kepolisian mengutuk kekerasan yang terjadi di Yuen Long dan lokasi utama protes di Hong Kong.
“Polisi tidak akan mentolerir perilaku kekerasan dan kini tengah secara aktif menindaklanjuti dua insiden itu untuk membawa para pelakunya diadili,” terangnya.
Hong Kong telah terjerumus ke dalam krisis terburuk dalam sejarah akibat aksi protes selama berpekan-pekan dan konfrontasi kekerasan sporadis antara polisi dan kantong-kantong pengunjuk rasa garis keras.
Protes ini awalnya disulut oleh pembahasan RUU yang akan memungkinkan ekstradisi ke daratan China. RUU tersebut saat ini ditangguhkan.
Akan tetapi sejak itu aksi tersebut berkembang menjadi sebuah gerakan yang lebih luas yang menyerukan reformasi demokratis dan hak pilih universal.
Serangan oleh orang-orang bertopeng pada pengunjuk rasa adalah eskalasi baru dan akan meningkatkan kekhawatiran munculnya geng-geng Triad kota yang dikhawatirkan sedang memasuki konflik politik.