Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina menyatakan bahwa pihaknya telah menahan pengemudi trailer yang membawa rudal untuk menembak jatuh pesawat Malaysia lima tahun lalu kini tengah menjalani hukuman di negara itu.
Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH-17 dari Amsterdam tujuan Kuala Lumpur ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina saat terjadi pemberontakan oleh separatis yang didukung Rusia. Akibatnya, seluruh dari penumpang dan kru pesawat yang berjumlah 298 orang tewas.
Sebuah tim penyelidik yang dipimpin Belanda menyalahkan Rusia karena memasok rudal tersebut.
Insiden itu adalah yang paling mematikan dalam perang antara pemberontak yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang.
Pertempuran besar berakhir dengan kesepakatan damai pada 2015, meskipun bentrokan mematikan masih terjadi pada ulang tahun kelima insiden itu.
Vitaly Mayakov, seorang pejabat dinas keamanan SBU Ukraina mengatakan pengemudi yang membawa rudal itu ke Ukraina telah ditangkap dua tahun lalu dan sekarang menjalani hukuman di negara itu.
"Kami telah menemukan oknum pejuang Ukraina yang mengendarai trailer pembawa rudal ke Donetsk," kata Mayakov pada sebuah konferensi pers seperti dikuip ChannelNewsAsia.com, Kamis (18/7/2019).
Dia mengatakan telah menahan pria itu dan sekarang menjalani hukuman di Ukraina. Akan tetapi, dia tidak mengidentifikasi pengemudi atau menjelaskan mengapa informasi itu tidak diumumkan sebelumnya.
Mayakov hanya mengatakan bahwa lebih dari 150 orang yang terlibat dalam mengangkut peluncur rudal ke Ukraina dan mereka telah diidentifikasi.
Tim internasional yang dipimpin Belanda telah mngumumkan empat tersangka atas serangan terhadap itu, tiga orang Rusia dan seorang Ukraina.
Hanya saja, pihak Belanda mengatakan Rusia belum mau bekerja sama dengan penyelidikan dan tidak mau menyerahkan para terdakwa.