Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jusuf Kalla, GIIAS 2019, & Kisah Otomotif Nasional

3 bulan lagi saya meletakan jabatan. Maka saya akan kembali ke dunia lama termasuk mengamati industri kendaraan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) melihat produk terbaru mobil Toyota usai membuka GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) ke- 27 tahun 2019 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (18/9/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) melihat produk terbaru mobil Toyota usai membuka GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) ke- 27 tahun 2019 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (18/9/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembukaan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 menyebutkan dirinya dekat dengan industri otomotif. 

Kalla yang masa mudanya merupakan pengendali grup Bukaka itu menyebutkan dalam 3 bulan lagi dirinya akan segera mengakhiri amanah sebagai wakil presiden.

Untuk itu ia akan kembali ke kehidupan pebisnis. profesi yang dilakoninya sebelum jadi birokrat dan kemudian terpilih dua kali menjadi wakil presiden.

"3 bulan lagi saya meletakan jabatan. [Maka saya akan] kembali ke dunia lama termasuk mengamati industri kendaraan atau turun dalam industri," kata Jusuf Kalla dalam pembukaan GIASS 2019 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (18/7/2019).

Menurut Kalla, pelaku industri nasional harus bergerak melihat sejarah manufaktur otomotif di tanah air terlebih dahulu. Langkah ini diperlukan sebagai pembelajaran sebelum bergerak lebih jauh menyongsong era baru yakni mobil listrik. 

"Kita perlu tahu sejarah otomotif di Indonesia. [Ini] Dimulai sebelum perang [dunia ke II). Pada 1920 sudah ada assembling GM di Tanjun Priok," katanya.

Selanjutnya manufaktur kendaraan di Indonesia masuk pada tahapan Completely Knock Down (CKD) dan Semi Knock Down (SKD). CKD merupakan proses sebuah unit mobil dilepas dari negara asal.

Sesampainya di Indonesia akan dirangkai utuh lagi. Sedangkan SKD tidak seluruh komponen didatangkan dari negara asal. Terdapat sejumlah komponen kendaraan yang dibuat di dalam negeri. 

"Lalu masuk era manufaktur. Kemudian komponen lokal terus berkembang sehingga produk tertentu [penggunaan konponen lokal] hingga 80%-90%," katanya.

Jusuf Kalla yang merupakan kelahiran Bone 77 tahun silam ini, menambakan dari peningkatan penggunaan komponen lokal ini membuat industri di tanah air berkembang. Sejumlah pemasok lahir mulai dari komponen hingga pelat baja. 

"Maka kita semua harus mendukung industri ini sebaik-baiknya," ujar Kalla. 

Dukungan ini untuk pemerintah, katanya, ditunjukan dengan dukungan regulasi yang mendorong peningkatan investasi. Selain itu pemerintah juga menyediakan infrastruktur dasar seperti pelabuhan. 

"Untuk [dukungan] ekspor, kita di Tanjung Priok punya car terminal nanti di [pelabuhan baru] Patimbaan juga. Itu akan melayani industri mobil di Bekasi dan Karawang," katanya.

Dengan dukungan regulasi dan infrastruktur ini, JK mengharapkan tercipta banyak lapangan pekerja baru. Dari saat ini menyerap ratusan ribu pekerja menjadi jutaan pekerjaan baru. 

"Pemerintah menyadari [industri] mobil memiliki multiplier effect yang meluas. Mulai dari vendor hingga dealer. Ratusan ribu pekerja sekarang yang diharapkan jadi jutaan lapangan pekerjaan nantinya," katanya.

Kementerian Perindustrian menyebutkan Indonesia memiliki kapasitas produksi 2 juta unit per tahun. Sedangkan saat ini dari kapasitas, industri baru menggunakan 1,2 juta unit. Untuk itu pemerintah akan memacu peningkatan ekspor. Ditargetkan hingga akhir 2019 ekspor kendaraan dapat mencapai 350.000 unit. Jumlah ini ditargetkan terus meningkat menjadi 1 juta unit pada 2025.

"Dari jumlah ini 20% diantaranya ditargetkan kendaraan listrik," kata Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper