Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konservatif Mengeluh, Trump Bakal Panggil Platform Medsos

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan memanggil perusahaan-perusahaan media sosial guna membahas keluhan kalangan konservatif tentang dugaan bias politik pada platform mereka.
Presiden AS Donald Trump saat pertemuan di Istana, Singapura, 11 Juni 2018./Reuters
Presiden AS Donald Trump saat pertemuan di Istana, Singapura, 11 Juni 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan memanggil perusahaan-perusahaan media sosial guna membahas keluhan kalangan konservatif tentang dugaan bias politik pada platform mereka.

Kepada para hadirin pertemuan media sosial pada Kamis (11/7/2019) waktu setempat, Trump mengatakan akan meminta perwakilan platform-platform media sosial ternama untuk berdiskusi dengannya di Gedung Putih sekitar bulan depan.

“Kami akan mengadakan pertemuan dan diskusi. Saya juga akan mengarahkan pemerintahan kami untuk mengeksplorasi semua solusi legislatif dan peraturan untuk melindungi kebebasan berpendapat dan hak kebebasan berpendapat seluruh warga Amerika,” tutur Trump.

Dalam acara tersebut, Trump dan para pembicara di antaranya mengeluh telah merasa dirugikan sistem penyensoran oleh perusahaan-perusahaan media sosial.

“Kami sangat memperjuangkan kalian. Kami akan mengadakan pertemuan besar dengan perusahaan-perusahaan itu dalam satu atau dua pekan. Mereka harus hadir,” katanya lagi.

Sejumlah pendukung Trump, provokator, pemimpin kelompok konservatif, tokoh media, dan anggota parlemen mengatakan hadir dalam pertemuan yang tidak mengundang platform-platform besar seperti Facebook dan Twitter itu.

“Beberapa dari kalian luar biasa. Saya tidak katakan semuanya. Segala hal yang kalian pikirkan luar biasa,” sanjung Trump kepada para hadirin.

Para jurnalis dan influencer yang menghadiri acara itu disebut-sebutnya memenuhi peran vital di AS dengan berkomunikasi langsung dengan warga tanpa harus melalui filter berita palsu.

Acara medsos itu dinyatakan merupakan cara menyatukan para pemimpin digital untuk melakukan diskusi yang kuat tentang peluang dan tantangan lingkungan daring saat ini.

Menariknya, para peserta yang diundang terutama adalah kritikus-kritikus teknologi berpandangan konservatif yang menggemakan keluhan Trump sendiri bahwa media sosial secara sistematis membungkam suara-suara konservatif.

Trump telah berulang kali menuduh platform-platform teknologi besar seperti Twitter, Facebook, dan Google yang dimiliki Alphabet bersikap bias anti-konservatif, tanpa bukti signifikan.

Bulan lalu, ia mengatakan pemerintah AS harus menuntut Facebook dan Google karena kesalahan yang tidak dijelaskan.

Tekanan pada perusahaan-perusahaan teknologi memang telah meningkat di Washington. Partai Republik di Kongres menggali dugaan bias konservatif, Demokrat di DPR melakukan penyelidikan antimonopoli, dan petugas Departemen Kehakiman dan Komisi Perdagangan Federal melakukan pengawasan pada Google, Facebook, Apple, dan Amazon.

Sementara itu, Michael Beckerman, presiden kelompok perdagangan Internet Association yang mewakili sebagian besar perusahaan teknologi, termasuk Google, Facebook, dan Twitter, menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa anggota kelompok ini tidak memiliki ideologi politik atau bias politik.

“Perusahaan-perusahaan Internet tidak bias terhadap ideologi politik, dan suara-suara konservatif khususnya telah menggunakan media sosial untuk sesuatu yang baik,” kata Beckerman.

“Anggota-anggota kami menyediakan alat terbaik untuk mengangkat suara dari semua perspektif politik dalam sejarah, termasuk kaum konservatif,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper