Bisnis.com, JAKARTA – Starbucks bakal memulai uji coba pertama memakai cangkir kopi yang dapat digunakan kembali (reusable cup) di bandara Gatwick London bulan ini.
Pihak bandara Gatwick menyatakan telah mendaur ulang sebagian besar dari 7 juta cangkir kopi sekali pakai yang digunakan para wisatawan setiap tahunnya.
Tak berhenti dengan langkah tersebut, bandara Gatwick bertekad meningkatkan hasilnya dengan menggunakan cangkir kopi yang dapat digunakan kembali. Cangkir ramah lingkungan ini berpotensi memiliki jejak karbon yang lebih rendah daripada cangkir kertas pada umumnya.
Pendanaan untuk uji coba ini tumbuh dari program yang diluncurkan Starbucks tahun lalu dengan mengenakan biaya tambahan sebesar 5 pence (6 sen) untuk gelas sekali pakai di toko-toko di Inggris.
Dana yang terkumpul kemudian didonasikan ke badan amal lingkungan Hubbub, yang menjalankan program itu di Gatwick.
“Pusat-pusat transportasi seperti bandara dan stasiun kereta api adalah tempat dengan banyak pengunjung dan tidak terlalu banyak menggunakan cangkir yang dapat digunakan kembali,” ujar Trewin Restorick, chief executive officer dan co-founder Hubbub, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (10/6/2019).
Bandara dipandang merupakan tempat yang tepat untuk mempelajari lebih lanjut tentang apakah konsumen dapat diberi insentif untuk menggunakan kembali cangkir-cangkir minuman mereka.
Dalam praktiknya nanti, gerai Starbucks di bandara itu akan membebankan 5 pence pada setiap pelanggan untuk cangkir sekali pakai. Pada saat yang bersamaan, konsumen juga diberi pilihan untuk memakai cangkir yang dapat digunakan kembali secara gratis.
Bahkan jika dalam sehari hanya ada 250 pelanggan memilih cangkir yang bisa dipakai lagi, hal itu diperkirakan akan dapat menyelamatkan lebih dari 7.000 cangkir sekali pakai selama sebulan.
Raksasa jaringan kopi asal Amerika Serikat (AS) ini berencana untuk melacak jumlah cangkir yang dikembalikan serta bereksperimen dengan titik pengumpulan yang berbeda guna memaksimalkan tingkat pengembalian.
"Apa yang akan sangat menarik adalah untuk melihat di mana cangkir-cangkir itu akan berujung,” ujar Jaz Rabadia, manajer senior bidang energi dan keberlanjutan di Starbucks Inggris.