Bisnis.com, JAKARTA -- Sebuah analisis Bloomberg menunjukkan bahwa Filipina dan Mesir merupakan ekonomi yang paling kuat di antara pasar emerging market lainnya di tengah kecemasan perang dagang.
Merujuk pada peringkat Bloomberg terhadap 21 negara berkembang, yang dikutip Bisnis pada Sabtu (1/6/2019), sebagian besar negara peringkat teratas memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat. Filipina dan Mesir mendapat skor yang lebih tinggi karena aksi jual baru-baru ini di seluruh pasar negara berkembang telah membuat aset negara-negara tersebut relatif tidak dihargai (undervalued).
Sebaliknya, Meksiko, yang sekarang menghadapi ancaman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump, berada di bawah sebagai pasar yang paling rentan karena ekspornya yang besar ke AS.
Fund Manager Asset Management One Co. di Tokyo, Satoru Matsumoto, mengatakan ekonomi dengan permintaan domestik yang kuat, paparan perdagangan yang lebih kecil ke China atau AS, atau mereka yang memiliki sejumlah batasan bagi investor asing untuk mengakses pasar mereka, biasanya lebih terisolasi.
"Dapat dimengerti mengapa negara-negara seperti Meksiko yang lebih rentan terhadap perlambatan AS dan juga diperdagangkan sebagai proksi untuk pasar negara berkembang berperingkat lebih rendah," ujarnya, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (1/6).
Investor mencari aset pasar berkembang yang masih menawarkan nilai yang tinggi setelah aksi jual dipicu oleh eskalasi tidak terduga dalam perang dagang pada awal bulan ini.
Baca Juga
Indeks Mata Uang Pasar Berkembang MSCI diperkirakan akan menunjukkan penurunan bulanan terbesar sejak Agustus 2018, setelah jatuh 1,3 persen pada Mei 2019. Sementara itu, indeks saham EM turun 7,5 persen setelah naik selama 4 bulan terakhir.