Bisnis.com, SURABAYA - Jari-jari Arif cekatan menjepret kamera ke arah orang di hadapannya. Beberapa kali dia turut mengatur posisi pelanggan sebelum difoto. Usaha itu hanya dilakukan demi bisa pulang ke kampung halaman saat Lebaran.
Tinggal empat jam menjelang tengah malam. Arif masih memandu beberapa orang untuk foto bersama. Patung Sura dan Baya di depan Kebun Binatang kota itu jadi latarnya. Meski terlihat ramai, namun kebanyakan hanya meminta 1 kali foto.
"Sekarang lagi nggak menentu penghasilannya. dapat Rp50.000/malam juga susah," katanya, Sabtu (1/6/2019).
Arif tidak sendiri menjadi fotografer di lokasi itu. Dia harus antri bergiliran mengabadikan momen para pelancong demi menyambung hidup. Meski keuangannya masih terseok-seok, namun asanya tak luntur demi pulang mudik ke Malang, Jawa Timur.
Nasibnya sebagai fotograger keliling memang tak menentu. Semuanya bergantung kepada pelancong yang singgah ke Surabaya. Wajar memang. Menurutnya warga sekitar sudah sangat biasa dengan pemandangan patung itu.
Sekali foto, pelancong hanya membayar Rp10.000/lembar cetak. Tiap satu cetakan, pelanggan akan mendapat file mentah yang dimasukan ke gadget. Dari sekali jepret, Arif harus membagi lagi untuk ongkos cetak dan operasional lain.
"Dari sini memang tidak cukup. Paling saya juga harus cari sampingan lain. Saya biasanya bergantung juga pada foto wedding atau ulang tahun untuk tambahan," terangnya.
Mendapat pekerjaan di Surabaya memang sulit. Apalagi bagi Arif yang tidak bergelar sarjana. Kendati begitu, asanya tetap besar untuk bertahan hidup di Ibukota Jawa Timur ini. Sembari usaha, Arif banting tulang mengumpulkan sedikit demi sedikit uang.
"Kalau cukup uang, saya mau pulang saat Lebaran."
Tim Jelajah Jawa Bali 2019: Rayful Mudassir, Aziz Rahardyan, Mutiara Nabila, Wibi Pratama, Ni Putu Eka Wiratmini