Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Implementasi Industri 4.0 : PGRI Dorong Pembenahan Kualitas Guru

Para guru harus diberikan pelatihan agar mampu menjadi fasilitator dalam era baru ini.
Guru membantu siswa kelas 6 SDLB penyandang disabilitas tunanetra mengerjakan soal Pendidikan Agama Islam saat Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SD di SLB ABCD Sejahtera, Kelurahan Loji, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2019)./ANTARA-Arif Firmansyah
Guru membantu siswa kelas 6 SDLB penyandang disabilitas tunanetra mengerjakan soal Pendidikan Agama Islam saat Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SD di SLB ABCD Sejahtera, Kelurahan Loji, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2019)./ANTARA-Arif Firmansyah

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah diminta mendahulukan peningkatan kualitas guru dalam menyongsong era industri 4.0.

Unifah Rosyidi, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menuturkan era industri 4.0 mengedepankan para siswa menjadi pembelajar mandiri.

Untuk itu para guru harus diberikan pelatihan agar mampu menjadi fasilitator dalam era baru ini.

"Karena sumber belajar di mana saja dan dia [siswa] bisa bisa klik [mengakses informasi dari internet, maka] guru harus memfasilitasi dan adaptif terhadap perubahan," kata Unifah di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (20/5/2019).

Menurutnya, era baru ini juga harus disongsong dengan transformasi menyeluruh atas kurikulum. Termasuk di dalamnya proses pembelajaran, kemampuan guru hingga bagaimana sekolah menjadi lembaga otonom dan profesional.

"Jadi atas dan bawah menuju pembelajaran [industri 4.0 itu," katanya.

Lebih lanjut Unifah menyebutkan dengan konsep memfasilitasi pembelajaran seumur hidup ini, maka pelajaran dasar seperti membaca, menulis dan berhitung (Calistung) harus diperkuat.

PGRI menolak wacana penghapusan dasar-dasar literasi ini untuk kepentingan jangka panjang siswa.

"Maka kalau ada ide Calistung dihapuskan, kami keberatan. Dasarnya harus pada literasi yang kuat, calistung itu. Jadi enggak semudah itu mengambil kesimpulan [Calistung sebaiknya dihapuskan]," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper