Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerjasama Sony dengan Microsoft Kejutkan Divisi PlayStation

Ketika Sony Corp meluncurkan kerjasama dengan rivalnya, Microsoft Corp, aksi tersebut mengejutkan industri. Namun, tidak ada yang lebih terkejut selain karyawan divisi PlayStation Sony, yang telah menghabiskan hampir dua dekade melawan raksasa perangkat lunak AS di pasar konsol video game.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Ketika Sony Corp meluncurkan kerjasama dengan rivalnya, Microsoft Corp, aksi tersebut mengejutkan industri. Namun, tidak ada yang lebih terkejut selain karyawan divisi PlayStation Sony, yang telah menghabiskan hampir dua dekade melawan raksasa perangkat lunak AS di pasar konsol video game.

Pekan lalu, perusahaan mengumumkan kemitraan strategis untuk mengembangkan teknologi streaming game dan menjadi penyedia beberapa layanan online PlayStation di platform cloud milik Microsoft.

Itu terjadi setelah PlayStation menghabiskan tujuh tahun mengembangkan penawaran cloud gaming-nya sendiri, dengan keberhasilan yang terbatas.

Menurut salah seorang sumber yang diterima Reuters, negosiasi dengan Microsoft dimulai tahun lalu dan ditangani langsung oleh manajemen senior Sony di Tokyo, sebagian besar tanpa keterlibatan unit PlayStation.

Staf di divisi game terperangah mendengar berita itu. Manajer divisi harus menenangkan pekerja dan meyakinkan mereka bahwa rencana untuk konsol generasi berikutnya tidak akan terpengaruh.

Momen sulit tersebut adalah bagian dari pelajaran menyakitkan yang dihadapi Sony dan banyak perusahaan teknologi lainnya ketika berkompetisi dengan penyedia komputasi awan paling kuat dunia tersebut. Jika perusahaan tidak menghabiskan miliaran dolar setahun untuk pusat data, server, dan peralatan jaringan, mereka tidak dapat bersaing.

Kecepatan internet yang makin cepat memungkinkan game dimainkan dari jarak jauh tanpa perlu konsol tersendiri. Ini merupakan ancaman bagi PlayStation, yang menghasilkan sepertiga dari laba Sony.

Microsoft Xbox menghadapi risiko yang serupa, tetapi raksasa perangkat lunak memiliki layanan cloud terbesar kedua, sehingga memiliki jawaban strategis. Penyedia cloud terkemuka lainnya, Google dan Amazon.com Inc., sedang membangun layanan cloud-gaming mereka sendiri.

Menyadari bahwa layanan komputasi awan yang dikembangkannya tidak akan berhasil, Chief Executive Officer Sony Kenichiro Yoshida dipaksa untuk berkolaborasi, daripada menghadapi musuh lamanya di industri gaming.

"Sony merasa terancam oleh tren ini dan Google, dan telah memutuskan untuk menyerahkan pembangunan infrastruktur jaringannya ke Microsoft," kata analis Asymmetric Advisors, Amir Anvarzadeh, seperti dikutip Bloomberg.

Saham Sony melonjak 9,9% pada hari Jumat, terbesar dalam 18 bulan. Perusahaan juga mengumumkan pembelian kembali saham rekaman, tetapi analis menunjuk pada kecepatan Yoshida dalam menanggapi industri video game yang bergeser sebagai faktor positif.

“Ini menunjukkan lahirnya ‘Sony baru’ dan harus mendapat tepuk tangan dari para investor. Manajemen beradaptasi dengan cepat untuk berubah,” tulis analis SMBC Nikko Securities Inc. Ryosuke Katsura dalam sebuah laporan.

Seorang juru bicara Sony mengkonfirmasi bahwa pembicaraan dengan Microsoft dimulai tahun lalu, tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut. Pada hari Selasa (21/5), eksekutif Sony termasuk kepala divisi PlayStation Jim Ryan memberikan perkembangan kepada pemegang saham tentang strategi dalam acara investor tahunan perusahaan.

Sony menjadi perusahaan video game besar pertama yang memasuki cloud gaming ketika membeli startup AS Gaikai Inc pada 2012 dengan nilai US$380 juta. Tiga tahun kemudian, Sony meluncurkan PlayStation Now, yang membuat pengguna dapat bermain game yang dihosting di server tersendiri.

Layanan ini telah menarik 700.000 pelanggan, tetapi keputusan untuk membuat hosting sendiri telah menimbulkan banyak keluhan, terutama mengenai konektivitas yang tidak stabil.

"PlayStation Now telah menjadi layanan yang sangat terbatas," kata David Cole, pendiri dan CEO DFC Intelligence.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper