Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah korban serangan teror di Christchurch, Selandia Baru bertambah satu orang menjadi 51, tujuh pekan setelah aksi keji tersebut terjadi.
Kepolisian Selandia Baru mengumumkan pada Jumat (3/5/2019) bahwa korban meninggal adalah warga Turki. Lelaki berusia 46 tahun itu berada dalam kondisi kritis sejak penembakan massal yang menyasar dua masjid terjadi pada 15 Maret lalu.
"Ucapan belasungkawa saya sampaikan kepada keluarga dan komunitas yang ditinggalkan oleh pria yang meninggal di Rumah Sakit Christchurh tadi malam," kata Perdana Menteri Selandia Baru dalam pernyataan resmi sebagaimana dikutip CNN.
"Kabar duka ini dirasakan di seluruh Turki dan juga Selandia Baru," sambungnya.
Lelaki tersebutt mendapat luka tembakan di Masjid Al Noor, tempat sebagian jamaah salat Jumat menjadi korban. Kepolisian Selandia Baru enggan mengungkap nama korban untuk menghormati privasi keluarga.
Ia adalah korban kedua yang meninggal di rumah sakit akibat serangan tersebut. Kebanyakan korban meninggal di dua lokasi penembakan.
Sampai saat ini, masih ada sembilan korban luka yang menjalani perawatan di rumah sakit. Ardern menyatakan mereka berada dalam kondisi yang stabil.
Penembakan yang menyasar dua masjid di Christchurch, yakni Masjid Al Noor dan Linwood terjadi pada pertengahan Maret lalu ketika mayoritas Muslim di kawasan tersebut hendak menunaikan salat Jumat.
Pelaku penembakan diidentifikasi sebagai Brenton Tarrant (28), warga Australia yang diduga kuat memiliki pandangan supremasi kulit putih. Ia melakukan aksi penembakan dengan senjata api yang diperoleh secara legal dan menyiarkannya secara langsung di Facebook Live. Tarrant juga meninggalkan manifesto yang berisi perincian alasannya melakukan perbuatan tersebut.