Bisnis.com, JAKARTA — Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan stabilitas suku bunga dengan tujuan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih kuat dari yang diperkirakan terhadap inflasi yang berjalan lamban.
Para pejabat The Fed tidak memberikan sinyal dalam beberapa pekan terakhir tentang perubahan apa pun pada suku bunga acuan yang saat ini ditetapkan dalam kisaran 2,25% hingga 2,50%.
Pasar sangat mempertaruhkan pendekatan ‘sabar’ The Fed dalam arti suku bunga ditahan sampai berita baik atau buruk tentang ekonomi memberikan alasan kuat untuk bergerak. Para pejabat bank sentral sendiri akan melakukan pertemuan soal kebijakan tersebut pekan ini.
Data yang dihimpun oleh CME Group menyebutkan peluang The Fed meninggalkan suku bunga tidak berubah minggu ini sebesar 97% sebagimana dikutip Reuters, Selasa (30/4/2019).
“Kami tidak mengharapkan perubahan besar suku bunga,” dibandingkan dengan pernyataan kebijakan pada pertengahan Maret yang dikeluarkan The Fed. Ketika itu pembuat kebijakan cenderung “lebih optimis pada pertumbuhan, meskipun dengan bacaan yang lebih hati-hati terhadap perkembangan inflasi baru-baru ini,” ujar ekonom JP Morgan, Michael Feroli dalam memberikan penilaian pada pertemuan minggu ini.
Komite Pasar Terbuka Federal yang menetapkan kebijakan akan merilis pernyataan terbarunya pada pukul 02:00 malam setelah pertemuan dua hari.
Gubernur bank sentral, Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers segera setelah itu.
Beberapa minggu sejak pertemuan The Fed pada Maret, sebagian besar data AS yang masuk mengejutkan secara positif sekaligus mengurangi kemungkinan pejabat akan menurunkan suku bunga seperti yang dituntut oleh Presiden Donald Trump.
Kesenjangan suku bunga antara berbagai jenis obligasi, yang menyempit pada akhir Maret dan ditafsirkan sebagai kekhawatiran yang berkembang soal inflasi, telah menjadi lebih besar karena kekhawatiran resesi berkurang.
Produk domestik bruto tumbuh pada tingkat tahunan 3,2% untuk tiga bulan pertama tahun ini. Sedangkan pertumbuhan tiga persen yang dicapai pada 2018 mengejutkan banyak pihak di kalangan bank sentral.