Bisnis.com, JAKARTA--Pertempuran di dekat Tripoli telah menewaskan 121 orang sejak orang kuat Khalifa Haftar melancarkan serangan awal bulan ini untuk menguasai ibukota Libya.
Dalam bentrokan antara pasukan Haftar dan pasukan Pemerintah Nasional yang yang didukung PBB, kedua belah pihak telah menyatakan "kemenangan". Akan tetapi tidak ada kepemimpinan secara substansial beberapa hari terakhir.
Dengan lebih dari 560 orang terluka sejak pertempuran dimulai pada 4 April, Organisasi Kesehaan Dunia (WHO) mengatakan telah mengirim lebih banyak pasokan medis dan staf ke Tripoli sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (14/4).
Organisasi PBB mengecam "serangan berulang terhadap pekerja perawatan kesehatan" dan kendaraan selama pertempuran, menurut pesan di akun Twitter.
Kekerasan yang meningkat telah memicu kekhawatiran global tentang negara kaya minyak itu.
"Tiga personel medis tewas dan lima ambulan telah rusak berat akibat terkena pecahan peluru," menurut kantor urusan kemanusiaan PBB (OCHA) dalam satu pernyataan kemarin.
Sejumlah milisi berusaha untuk mengambil kendali pemerintahan. Pertempuran kembali berkobar tak lama sebelum sebuah konferensi dijadwalkan untuk membahas masa depan Libya.
Lebih dari 13.500 orang telah mengungsi dan lebih dari 900 sekarang tinggal di tempat penampungan, kata OCHA. Kedua belah pihak telah meluncurkan serangan udara dan saling menuduh menargetkan warga sipil.