Bisnis.com, JAKARTA - Paus Fransiskus berlutut dan mencium kaki para pemimpin Sudan Selatan. Paus mendesak para pemimpin Sudan Selatan untuk tidak kembali ke dalam perang saudara.
Dia memohon kepada Presiden Sudan Selatan Salva Kiir, mantan wakilnya yang menjadi pemimpin pemberontak Riek Machar, dan tiga wakil presiden lainnya untuk menghormati gencatan senjata yang mereka tandatangani dan berkomitmen untuk membentuk pemerintah persatuan bulan depan.
“Aku memintamu sebagai saudara untuk tetap damai. Saya meminta dengan hati saya, mari kita maju. Akan ada banyak masalah, tetapi mereka tidak akan mengalahkan kita. Atasi masalah Anda, ” kata Francis dilansir dari Reuters, Jumat (12/4/2019).
Para pemimpin Sudan pun nampak terpana menyaksikan sikap Paus yang mencium sepatu mereka. Dalam pertemuan tersebut, Paus juga memberikan nasihat kepada mereka.
"Akan ada pergulatan, perselisihan di antara kamu, tetapi simpan untuk kalian saja, bicarakan di dalam kantor," kata Paus. “Tapi di depan orang-orang, bersatu berpegangan tangan. Jadi, sebagai warga negara, Anda akan menjadi bapak bangsa."
Vatikan menyatukan para pemimpin Sudan Selatan untuk berdoa dan mendengar khotbah selama 24 jam di dalam kediaman Paus dalam upaya untuk menyelesaikan perpecahan pahit sebelum negara itu akan membentuk pemerintah persatuan.
Sudan, yang sebagian besar beragama Islam, dan bagian selatan yang sebagian besar beragama Kristen berperang selama beberapa dekade sebelum Sudan Selatan merdeka pada 2011. Sudan Selatan masuk ke dalam perang saudara 2 tahun kemudian setelah Kiir, seorang Dinka, menembakkan Machar, dari kelompok etnis Nuer, dari wakil kepresidenan.
Sekitar 400.000 orang tewas dan lebih dari sepertiga dari 12 juta orang di negara itu tumbang. Perang saudara ini memicu krisis pengungsi terburuk di Afrika sejak genosida Rwanda 1994.
Adapun kedua belah pihak yang berseteru menandatangani kesepakatan pembagian kekuasaan pada September tahun lalu yang menyerukan faksi-faksi saingan utama untuk berkumpul, menyaring dan melatih pasukan masing-masing untuk menciptakan tentara nasional sebelum pembentukan pemerintah persatuan bulan depan.