Bisnis.com, JAKARTA -- Impossible Whopper , burger vegetarian besutan Burger King itu diprediksi bakal mengancam keberadaan para peternak. Apalagi, isu lingkungan bisa memperkuat peminat burger dengan daging dari bahan nabati tersebut.
Direktur Urusan Publik Biro Pertanian dan Peternakan Missouri Eric Bohl pergi menyicipi Impossible Whopper untuk membandingkannya dengan Whooper tradisional.
Bohl mengakui perbedaan rasa antara burger daging nabati dengan tradisional sangat tipis.
"Para peternak perlu memperhatikan dan bersiap untuk bersaing. Saya sudah menyicipinya dengan mulut ini, dan daging palsu ini sudah siap menjadi penantang industrinya," ujarnya seperti dikutip dari The Guardian pada Selasa (09/04/2019).
Adapun, burger dengan daging terbuat dari nabati itu menggunakan ragi yang memproduksi heme, protein yang bisa meniru rasa daging.
Sebelumnya, Burger King meluncurkan Impossible Whopper pada 1 April 2019. Pada tahap awal, perusahaan waralaba makanan cepat saji itu baru memasarkannya pada 59 cabangnya di Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Jika sukses, pada akhir tahun ini, Burger King akan memasarkan produk anyarnya itu ke seluruh AS. Harga burger daging nabati itu bakal lebih mahal US$1 dibandingkan dengan Whopper tradisional.
Di sisi lain, penggunaan bahan nabati sebagai pembuat daging 'palsu' menjadi polemik.
Pada Agustus 2018, Missouri menjadi negara bagian AS pertama yang melarang tahu, kedelai, atau bahan nabati lainnya untuk dijadikan daging. Hal itu disebabkan para peternak dan unggas melakukan protes.
Namun, gerakan kalangan konservatif yang menilai pelarangan hamburger bisa meredam dampak lingkungan dari pertanian terus mencuat.
Untuk itu, dua perusahaan rintisan yang sedang menggarap makanan daging berbahan baku nabati, Impossible Food dan Beyond Meat, berinovasi membuat daging yang tidak terbuat dari hewan.
Penelitian Oxford University menyebutkan, pengurangan konsumsi susu dan daging adalah satu-satunya cara mengurangi dampak pemanasan di bumi.