Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas pemilih beragama Islam lebih memilih calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan lembaga Indodata, 24 Maret-7 April 2019 lalu.
Dalam hasil survei yang dirilis Senin (8/4/2019), diketahui ada 49,1% responden survei beragama Islam yang memilih Jokowi-Ma’ruf. Pemilih muslim yang menyatakan dukungan untuk Prabowo-Sandiaga sebanyak 39% dan 11,9% mengaku belum tahu pilihannya.
Direktur Eksekutif Indodata Danis T Saputra mengatakan, dukungan pemilih muslim di Indonesia tidak terkonsentrasi ke salah satu kandidat pada pemilu 2019. Karena itu, dia menganggap muslim di Indonesia sudah plural pilihan politiknya.
“Tak ada fundamentalisme politik di perilaku pemilih indonesia,” ujar Danis, hari ini Senin (8/4/2019).
Survei Indodata tersebut melibatkan 1.200 responden dengan 86% atau 1.032 responden beragama Islam.
Survei yang sama juga memotret fakta adanya kenaikan tingkat keterikatan pemilih muslim terhadap organisasi keagamaan. Indodata mencatat pemilih muslim yang mengikuti ormas NU ada 60,30%. Kemudian, pengikut Muhammadiyah 22,6% dan yang mengaku ikut Persatuan Islam (Persis) adalah 8,10%.
Peningkatan terlihat jika membandingkan hasil survei Indodata dengan kegiatan serupa yang dilakukan lembaga Indikator pada Maret 2019. Dalam survei Indikator 22-29 Maret 2019, keikutsertaan pemilih muslim di ormas Islam lebih rendah dibanding saat ini.
Pada survei tersebut sebanyak 4,1% responden muslim mengaku sebagai pengikut Muhammadiyah. Kemudian, ada 46,9% responden serupa mengidentifikasikan diri sebagai pengikut NU.
“Pilpres hari ini yang mengedepankan politik identitas keagamaan jika dihubungkan dengan parpol ternyata tidak berkorelasi positif terhadap partai-partai islam. Politik identitas berkorelasi positif terhadap organisasi keagamaan,” ujarnya.
Survei Indodata dilakukan terhadap responden yang diambil dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu 2019 di seluruh provinsi. Margin of Error survei ini kurang lebih 2,83 persen.