Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menristekdikti Harapkan Penerima Bidikmisi Jadi Mahasiswa Berkarakter

Mahasiswa untuk sukses dinilai perlu pinter, kendel, dan bener (pintar, berani, dan benar).
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyampaikan kuliah umum dengan tema Peningkatan Softskill Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 di Universitas Jember, Jember, Minggu (7/4/2019)./Bisnis-Denis Riantiza M
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyampaikan kuliah umum dengan tema Peningkatan Softskill Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 di Universitas Jember, Jember, Minggu (7/4/2019)./Bisnis-Denis Riantiza M

Bisnis.com, JEMBER — Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memberikan kuliah umum kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dari perguruan tinggi negeri dan swasta Jawa Timur di Universitas Jember, Jawa Timur.

Melalui kuliah umum bertajuk "Peningkatan Softskill Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0" , Nasir mendorong mahasiswa penerima Bidikmisi harus menjadi mahasiswa "PKB" untuk sukses. "PKB" dalam bahasa Jawa singkatan dari pinter, kendel, dan bener (pintar, berani, dan benar).

"Anak Bidikmisi biasanya pinter sudah, kendel-nya belum. Pinter enggak kendel, pengangguran yang akan terjadi," ujar Nasir, Minggu (7/4/2019).

Menurutnya, mahasiswa penerima Bidikmisi memiliki potensi yang sama dengan mahasiswa lainnya untuk sukses. Keterbatasan kemampuan finansial penerima Bidikmisi, kata Nasir, tidak boleh membuat mahasiswa minder dan putus asa.

Dia kemudian menyebutkan beberapa contoh mahasiswa Bidikmisi yang sudah berhasil, salah satunya Ulfa Nurjannah dari Universitas Semarang yang sukses mengembangkan bisnis cumi krispi dengan omzet rata-rata Rp90 juta per bulan.

"Keberhasilan itu anak muda yang risk taker-nya tinggi. Harus tancapkan 'PKB' dalam otak kita untuk sukses," katanya.

Nasir menuturkan tahun ini pemerintah telah meningkatkan kuota Bidikmisi dari 90 ribu tahun lalu menjadi 130 ribu pada 2019. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik dengan memberi kesempatan pendidikan tinggi bagi masyarakat tidak mampu.

"Pemerintah ingin mendorong Indonesia bersaing di kelas dunia untuk memanfaatkan bonus demografi. Apabila punya penduduk yang kualitasnya kurang baik ini akan jadi malapetaka," kata Nasir.

"Kalau orang makin pinter itu mampu gerakkan ekonomi. Orang yang punya pendidikan tinggi punya inovasi lebih baik."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper