Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga survei Charta Politika merilis hasil penelitian terbaru soal pemilihan umum serentak 2019. Hasilnya pemilihan legislatif kalah pamor dibandingkan pemilihan presiden.
Direktur Riset Charta Politika Muslimin mengatakan bahwa pemilihan legislatif (pileg) tentu dirugikan karena euforia publik lebih tersedot ke pemilihan presiden (pilpres).
“Berdasarkan pertanyaan pencoblosan surat suara pada pemilu, kertas suara yang dicoblos lebih dahulu paling banyak adalah untuk pilpres sebesar 75,4 persen,” katanya di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Muslimin menjelaskan bahwa masyarakat cenderung memilih kertas suara untuk DPRD kabupaten/kota 8,1 persen, DPRD provinsi 1,1 persen, DPR RI 1,4 persen, dan DPD 2,2 persen.
Inilah bukti hasil penelitiannya yang membuat pilpres lebih menyedot perhatian publik. Padahal, bagi Muslimin pileg juga tidak kalah penting.
Sementara itu pilihan publik saat memilih caleg, sebanyak 54,4 persen mereka lebih mencari dahulu nama atau nomor partai baru mencari nama caleg. Yang langsung mencari nama 25,9 persen, dan tidak jawab 19,8 persen.
Alasan masyarakat memilih caleg tersebut sebanyak 45 persen karena sudah tahu figur pribadinya. Sisanya, 20,8 persen tidak jawab, 17,7 persen partai pengusung, dan 16,6 persen mendukung calon presiden serta calon wakil presiden yang mereka suka.
Charta Politika melakukan survei pada 19-25 Maret lalu dengan jumlah responden 2.000 orang yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dan tingkat kesalahan kurang lebih 2,19 persen.