Kabar24.com, JAKARTA—Presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika akhirnya mengundurkan diri setelah berkuasa selama 20 tahun menyusul aksi demo yang menuntutnya mundur selama berminggu-minggu.
Pemimpin berusia 82 tahun itu mengumumkan pengunduran dirinya tadi malam melalui pesan singkat dari kantor kepresidenan yang menyatakan dia telah "memberi tahu Ketua DPR tentang keputusannya untuk mengakhiri mandatnya".
Warga Aljazair langsung menyambut gembira pengumuman itu dan mengibarkan bendera merayakannya di jalan-jalan Ibukota Aljir.
“Secara pribadi, ini akan menjadi pengalaman baru bagi saya memiliki presiden baru nantinya,” kata Nourhane Atmani, seorang siswa berusia 20 tahun dari Aljir, yang rutin ikut berdemo untuk menyerukan penggulingan Bouteflika.
"Saya senang tapi juga takut. Ini baru langkah pertama. Kami akan terus berjalan sampai kami memiliki pemilihan umum yang adil dan transparan dan pemerintahan baru, " ujarnya sebagaimana dikutip Theguardian.com, Rabu (3/4).
Pemerintahan Bouteflika selama 20 tahun telah menjadi simbol rezim yang usang di Timur Tengah dan Afrika Utara. Akan tetapi kini kemenangan diraih mereka yang menginginkannya mundur.
Hanya saja, apa yang akan terjadi selanjutnya tidak jelas di negara yang jarang mengalami perubahan politik merdeka dari Perancis pada tahun 1962.
Presiden itu menderita stroke sejak tahun 2013 dan jarang terlihat di depan umum sejak itu. Saudaranya secara luas diyakini telah menjalankan pemerintahan negara dari balik layar dan dibantu oleh para simpatisan yang dikenal sebagai Le Pouvoir.
Demonstran dengan damai turun ke jalan setiap hari Jumat sejak 22 Februari dan jumlahnya kadang-kadang mencapai ratusan ribu. Hanya dalam waktu kurang dari enam minggu pemrotes berhasil memaksa Bouteflika untuk membatalkan tawarannya untuk masa jabatan kelima dan akhirnya melepaskan kekuasaan