Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang akhirnya mengumumkan nama periode kekaisaran baru pada Senin (1/4/2019). Nama baru tersebut akan mengganti Era Heisei seiring persiapan pengunduran diri Kaisar Akihito pada 31 April mendatang.
Mengutip The Japan Times, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengumukan bahwa nama 'Reiwa' dipilih untuk menggantikan Heisei. Nama baru itu diumumkan pukul 11.30 waktu setempat atau sekitar 9.30 pagi waktu Indonesia bagian barat.
Suga yang mengungkap nama tersebut dengan menunjukkan sebuah kaligrafi karakter kanji menyatakan Reiwa diformulasi berdasarkan sebuah puisi dari 'Manyoshu', salah satu manuskrip puisi tertua yang dimiliki Jepang.
Karakter pertama dalam dua kanji yang membentuk Reiwa memiliki makna "keberuntungan", sementara karakter kedua berarti "perdamaian dan harmoni".
Periode Reiwa akan dimulai pada 1 Mei mendatang, bertepatan dengan momen ketika Putra Mahkota Naruhito naik takhta Krisantium, menggantikan ayahnya Kaisar Akihito yang mengundurkan diri.
Datangnya era Reiwa sekaligus mengakhiri era Heisei yang dimulai pada 8 Januari 1989, sehari setelah Kaisar Hirohito yang memimpin selama era Showa wafat pada 7 Januari 1989.
Selain menandai zaman atau periode kepemimpinan seorang kaisar, era juga digunakan sebagai dasar sistem kalender di Jepang. Tahun 2019 merupakan Heisei 31, artinya 2019 merupakan tahun ke-31 sejak era Heisei dimulai.
Meski sitem kalender Gregorian juga digunakan secara luas di Jepang, perhitungan tanggal ini juga digunakan dalam dokumen pemerintahan, koran, dan kalender komersial.
Jepang telah memiliki setidaknya 250 era sejak mengadopsi sitem ini pada 645. Dahulu kala, kaisar Jepang akan mengganti nama era di tengah masa kepemimpinan untuk menandai awal baru usai suatu bencana terjadi. Namun belakangan, nama sebuah era bertahan sepanjang masa kepemimpinan seorang kaisar.