Bisnis.com, JAKARTA — Saat kampanye terbuka di Bandung, Jawa Barat 28 Maret lalu, Calon Presiden Prabowo Subianto memamerkan para calon menterinya. Partai-partai koalisi sudah dialokasikan untuk duduk sebagai pembantunya.
Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa sudah ada pembicaraan dengan Prabowo yang juga kakak kandungnya.
Dalam perbincangan itu, ada dua partai yang sudah pasti mendapat jatah, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Kita kan sudah sepakat dengan PAN ada tujuh menteri untuk PAN, enam untuk PKS,” katanya di Jakarta, Senin (1/4/2019).
Hashim menjelaskan bahwa jatah menteri untuk partai yang mengusung dia bersama Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno masih didiskusikan.
“Demokrat belum definitif. AHY [Agus Harimurti Yudhoyono] salah satu dipertimbangkan,” jelasnya.
Sebelumnya di Bandung, Prabowo memperkenalkan para calon menteri yang akan duduk di kabinet pemerintahan. Ini dilakukannya agar publik tidak salah pilih alias membeli kucing dalam karung.
“Itu orang orang yang akan duduk di kabinet saya. Jadi buat apa sembunyi sembunyi kalian mau beli kucing dalam karung?,” jelasnya sembari menunjuk dan memanggil semua calon menterinya yang hadir.
Tokoh-tokoh yang dipanggil Prabowo untuk diperkenalkan di hadapan rakyat Jawa Barat antara lain Komandan Kogasma Partai Demokrat AHY, Presiden PKS Shohibul Iman, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan (Aher), Sekjen PAN Edy Soeparno, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan, dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.
Prabowo menjelaskan bahwa alasan AHY bisa dipilih karena pintar. Dia adalah lulusan Universitas Harvard yang setiap tahun Indonesia lulusan Harvard tiap tahun disumbang Indonesia bisa dihitung jari.
“Pak Shohibul lulusan Jepang S3 doktor ilmu industri, beliau orang pintar. Pak Zulhas berapa puluh tahun mengabdi untuk rakyat. Aher, dua kali gubernur pantes gak kalo kita angkat jadi menteri? Pantes. Edy Soeparno ahli keuangan, Pak Hinca itu koboi dari Sumatera Utara. Jadi jangan beli kucing dalam karung, saya tidak rela rakyat saya seperti ini. Negara kita akan kuat kalo rakyat sejahtera, rakyat sejahtera kalau uang nya di Indonesia tidak keluar terus,” ucapnya.